"Kehadiran delegasi Kemenkumham, khususnya Ditjen Imigrasi di Den Haag bertujuan membahas pengimplementasian kebijakan keimigrasian pada perwakilan RI dari seluruh dunia,” kata Direktur Jenderal Imigrasi Silmy Karim sebagaimana keterangan tertulis diterima di Jakarta, Selasa malam.

Pada kesempatan tersebut, duta besar Indonesia dan delegasi Kemenkumham bertukar informasi mengenai aktivitas warga negara Indonesia di Belanda serta beberapa aspek kebijakan Pemerintah Belanda dalam menjaga ketertiban masyarakat dan bidang ekonomi.

Silmy Karim berharap courtesy call dari duta besar RI tersebut juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan baik antara Ditjen Imigrasi dengan Kedutaan Besar RI di Belanda.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Belanda H.E. Mayerfas berbagi informasi mengenai beberapa aspek kehidupan Indonesia di Belanda, yakni menyoal kehidupan sosial, agama dan budaya, hingga pendidikan.

"Di Den Haag juga ada sekolah Indonesia, dari SD sampai SMA. Akan tetapi, kebanyakan siswanya belajar dengan sistem PJJ (pendidikan jarak jauh). Siswanya diisi oleh anak-anak diplomat maupun orang Indonesia yang bekerja di perusahaan Belanda. Kurikulumnya mengikuti Indonesia dan kepala sekolahnya juga didatangkan dari Indonesia," papar Mayerfas.

Courtesy call merupakan prakegiatan dari rangkaian Rapat Koordinasi Perwakilan Imigrasi di KBRI dari berbagai negara yang berlangsung pada 24–27 Oktober 2023 di Den Haag.

Agenda selanjutnya dalam kegiatan itu akan membahas beberapa kebijakan keimigrasian. Tujuannya adalah agar kebijakan keimigrasian itu dapat diimplementasikan secara optimal untuk perwakilan RI di seluruh dunia.

Courtesy call tersebut dihadiri Pelaksana Harian Sekretaris Jenderal Kemenkumham Reinhard Silitonga, Direktur Jenderal Imigrasi Silmy Karim, dan Inspektur Jenderal Kemenkumham Razilu.

Selain itu, hadir pula jajaran direktur (board of directors) Ditjen Imigrasi beserta Atase Imigrasi Den Haag dan Atase Imigrasi Berlin, Jerman.

Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2023