Sentimen
Negatif (100%)
21 Okt 2023 : 14.28
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Hasanuddin

Partai Terkait

Bawakan Kuliah Kebangsaan di Unhas, Kapolri Singgung Konflik Israel-Palestina

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

21 Okt 2023 : 14.28
Bawakan Kuliah Kebangsaan di Unhas, Kapolri Singgung Konflik Israel-Palestina

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menjadi narasumber di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Kota Makassar, pada Jumat (20/10/2023).

Jenderal polisi bintang empat itu membawakan Kuliah Kebangsaan yang bertajuk ‘Polri – Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan (Presisi) dalam Menjamin Stabilitas Sosial dan Penegakan Hukum Menuju Indonesia Emas 2045'.

Listyo Sigit hadir di Unhas Makassar didampingi Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri, Komjen Pol Fadil Imran, Kapolda Sulsel, Irjen Pol Setyo Boedi Moempoeni Harso, Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, Pangdam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Totok Imam Santoso, dan sejumlah PJU Polda Sulsel dan Kapolres. 

Kedatangan Jenderal Listyo Sigit dan rombongan langsung disambut Rektor Unhas Makassar, Prof Jamaluddin Jompa, civitas akademika dan ratusan mahasiswa Unhas Makassar.

Di hadapan ratusan mahasiswa Unhas Makassar, Listyo Sigit memaparkan sejumlah tantangan bangsa Indonesia saat ini.

Termasuk, tantangan global antar persaingan dagang Amerika dan China, Konflik Rusia dan Ukraina.

Tantangan itu disebut menimbulkan masalah krisis pangan dan krisis energi menimbulkan krisis sosial, dan dampaknya saat ini dirasakan beberapa negara. 

"Mungkin sering disampaikan bagaimana kemudian krisis pangan, krisis energi yang kemudian mengarah kepada krisis ekonomi mengakibatkan beberapa negara menjadi pasien IMF, ini saya kira sampai saat ini belum selesai," ujar Listyo Sigit.

Selanjutnya, dia menyinggung konflik Israel dan Palestina yang lambat laun akan terdampak pada keamanan dalam negeri. 

Dituturkan Listyo Sigit, kestabilan geopolitik pun kini menjadi misi yang dibawa Indonesia dalam forum global.

"Saat ini ditambah konflik Israel dan Palestina, lambat laun akan mempengaruhi keamanan dalam negeri. Di Satu sisi kita hadapi ketidakpastian global dan kita hadapi ketidakpastian baru," tukasnya.

Lebih jauh, Listyo Sigit menyampaikan, negara-negara adidaya juga memiliki kekuatan besar. Salah satunya, kepemilikan senjata nuklir.

"Masing-masing negara ini punya senjata pamungkas namanya Nuklir. Saat ini upaya meluncurkan roket ini juga tentunya jadi masalah besar dan dibicarakan PBB," bebernya. 

Masalah lain yang dihadapi Indonesia saat ini, kata Listyo Sigit, keterbukaan informasi, utamanya di media sosial yang begitu masif. 

Dia menyebut, setiap orang disebut bisa saja menjadi pemberi informasi, entah itu buruk atau sebaliknya. 

"Kemajuan teknologi ini juga disebut menjadi satu tantangan baru yang harus dihadapi bangsa Indonesia kedepannya," ucapnya. 

Terlebih lagi, lanjut dia, teknologi juga kerap disalahgunakan untuk berbuat kejahatan. 

"Masalahnya lain yang kita hadapi yaitu fenomena citizen journalism, semua orang bisa menjadi sumber berita. Saat kita melakukan hal baik, maka beritanya juga baik, begitu sebaliknya, orang bisa memberitakan, termasuk kita sendiri juga bisa memberitakan apa mau kita," tukasnya.

"Karena memang kemajuan teknologi yang ada mau tidak mau menjadi keniscayaan yang harus kita hadapi," sambungnya.

Orang nomor satu di Mabes Polri itu mengatakan, ini berdampak pada munculnya kejahatan dimensi baru. 

Dari semua tantangan tersebut, tambah Listyo Sigit, institusi Polri juga disebut turut berbenah dengan meningkatkan potensi SDMnya.

Dia memaparkan, mulai dari melanjutkan pendidikan dalam negeri maupun keluarga negeri. 

Disebutkan Listyo Sigit, saat ini ada sebanyak 412 anggota polri yang menyandang gelar dokter dan enam orang menyandang gelar Profesor. 

Polri disebut terus berkembang menyesuaikan tantangan yang ada.

"Kami juga harus ikut mengembangkan SDM-SDM yang ada di Polri, ada yang dikirim untuk sekolah dalam negeri, ada yang ikut S2, S3, ada juga yang kami berangkatkan keluar negeri, agar kita juga tidak kalah dengan permasalahan yang kita hadapi saat ini, dan Polri harus selalu siap," kuncinya.

(Muhsin/fajar)

Sentimen: negatif (100%)