Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Bogor
Kasus: kekerasan seksual
Tokoh Terkait
Mensos Risma Menangis Saat Diskusi Panel AHLF: Ingat Anak Penyandang Disabilitas yang Jadi Korban Pemerkosaan
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Menteri Sosial (Mensos) RI, Tri Rismaharini mengungkapkan alasan dirinya tak dapat menahan air mata ketika menceritakan tentang perkembangan inovasi terhadap berbagai alat bantu bagi penyandang disabilitas pada forum tingkat tinggi The ASEAN High Level Forum (AHLF) on Enabling Disability-Inclusive Development and Partnership Beyond 2025 pada hari kedua.
Risma mengatakan, jika momen itu seketika mengingatkan dirinya kepada seorang anak yang menjadi korban pemerkosaan. Korban merupakan penyandang disabilitas dan tidak mampu berbicara (bisu).
"Aku inget anak-anakku yang diperkosa, ada satu anak yang tidak pernah lupa, taksuruh cek ke sana tadi, gimana kondisinya itu anak, kok tiba-tiba aku inget dia," ucap Risma usai acara AHLF di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu, 11 Oktober 2023.
Lebih lanjut, Risma menceritakan, jika korban saat itu tidak dapat berbuat apa-apa saat dirinya terperangkap. Risma mengaku langsung meminta untuk mengecek kondisi kesehatan yang bersangkutan.
Baca Juga: Mensos Risma Nangis Dihadapan Delegasi AHLF, Ungkap Pentingnya Program Bagi Penyandang Disabilitas
"Jadi pelaku itu bukan manusia, anak itu tidak bisa apa-apa bukan manusia itu," ucapnya.
Kasus ini pun menjadi perhatian Risma, sebab menurutnya, seiring pelaku melakukan tindakan kekerasan seksual secara berulang. Karena itu, Risma mengusulkan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar tidak memberikan remisi (keringanan hukuman) bagi pelaku sebagai upaya memberi efek jera.
"Karena dia pernah keluar dari penjara memerkosa lagi, dia tahu yang pertama itu anak tunawicara tidak bisa ngomong, dia perkosa lagi anak down syndrome, gila ini, gila benar," tuturnya.
Terlepas itu, Risma mengatakan, siang tadi dirinya menerima sebuah video perkembangan korban yang sudah cukup membaik. Meskipun, lanjut Risma, masih pakai kasur khusus untuk dia tidur.
Baca Juga: Mensos Risma Ungkap Alasan Makassar Jadi Tuan Rumah Forum Tingkat Tinggi ASEAN AHLF
"Kasurnya sudah rusak kita ganti, maaf tadi menangis, kasihan itu anak-anak, makanya aku buatkan GRUWI, dan lain-lain, pokoknya aku usaha gimana caranya anak-anak itu agar mereka bisa selamat," tutupnya.
Siang tadi, Mensos Tri Rismaharini di hadapan para peserta yang mengikuti Panel Discussion mengatakan, jika Kementerian Sosial (Kemensos) RI telah memberikan perlengkapan gratis bagi penyandang disabilitas. Seperti, kursi roda listrik untuk pasien cerebral palsy (lumpuh otak).
"Tahukah anda kami berikan perlengkapan gratis bagi penyandang disabilitas seperti kursi roda listrik untuk menampung cerebral palsy. Hal ini penting karena lebih mahal dibandingkan peralatan," kata Risma
Selain itu, tambah Risma, Kemensos juga memberikan smartwatch. Dia mengatakan fasilitas tersebut diberikan untuk memonitor terhadap ancaman keamanan yang dihadapi penyandang disabilitas tuli dan bisu. Ketika itulah Risma terlihat menundukkan kepala dan menangis hingga menutup bagian wajahnya dengan tangan.
Baca Juga: Dukung Kemajuan Inklusi, Ketua Komisi VIII DPR Ungkap Anggaran Kemensos untuk Penyandang Disabilitas
"Karena kalian tahu, maaf, aku temukan banyak, maaf anak-anak saya yang disabilitas mendapatkan kekerasan, jadi aku beri smartwatch," ucapnya.
Sebagai informasi, GRUWI diluncurkan oleh Risma sebagai salah satu upaya pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas, sekaligus respons terhadap ancaman keamanan yang dihadapi penyandang disabilitas tuli dan bisu.
Gelang ini dipicu oleh sensor gerak serta dilengkapi dengan pendeteksi denyut nadi. Apabila pengguna dalam kondisi darurat atau panik sehingga denyut nadi tiba-tiba tinggi, maka gelang ini akan berbunyi untuk menarik perhatian orang lain sehingga kejahatan terhadap penyandang tuli, bisa, serta tuna grahita bisa dicegah.
“Inovasi Kemensos itu berangkat dari kegelisahan saya yang sering mendapati kasus rudapaksa yang banyak menimpa anak-anak disabilitas rungu dan wicara,” kata Risma.
Baik GRUWI, GRITA, maupun tongkat adaptif, merupakan hasil inovasi tim disabilitas yang dibina di sentra-sentra Kemensos. Alat tersebut berfungsi sebagai early warning system atau peringatan dini bagi penyandang disabilitas baik rungu wicara maupun intelektual, jika terjadi ancaman yang dapat membahayakan dirinya dari luar.
“Hingga saat ini, jumlah produksi awal untuk GRUWI sebanyak 217 unit dan GRITA sebanyak 100 unit. Dari jumlah tersebut telah disalurkan GRUWI 65 unit dan untuk GRITA belum ada,” kata Kepala Sentra Terpadu Inten Soeweno (STIS) Bogor, MO. Royani.
Inovasi Kemensos tersebut, sukses karena dirasakan manfaatnya oleh para penyandang disabilitas yang terlihat dari tingginya jumlah waiting list permintaan atau persiapan pengiriman ke Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yaitu GRUWI sebanyak 75 unit dan GRITA sebanyak 90 unit.***
Sentimen: negatif (100%)