Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pemilu 2019
Institusi: Universitas Al Azhar Indonesia, Indonesia Political Review
Kasus: covid-19
Partai Besar, Golkar Harus Majukan Kader Sendiri sebagai Capres 2024
SuaraSurabaya.net Jenis Media: News
Sarmuji Ketua Dewan Pimpinan Daerah Golkar Jawa Timur mengatakan, mesin Golkar di Jawa Timur sudah berjalan untuk memenangkan Airlangga Hartarto sebagai Presiden 2024-2029.
Dia bilang, sosialisasi yang dilakukan Golkar di Jatim sudah sampai ke tingkat desa.
“Pak Airlangga punya kelebihan dibandingkan nama calon presiden lainnya yang beredar yaitu kapabilitas teknokratisnya di atas rata-rata. Hal itu ditunjukkan dari keberhasilan sebagai Ketua KPC PEN yang membuat Indonesia berhasil mengatasi dampak Covid-19 dan pulih lebih cepat dibandingkan negara lain,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (24/2/2023).
Ari Nurcahyo Direktur Eksekutif PARA Syndicate menilai, pernyataan Golkar Jatim cukup beralasan mengingat perkembangan dinamika politik saat ini yang sudah mulai mengerucut pada pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
“Jangan sampai Golkar ‘ketinggalan kereta’. Nanti dalam komposisi dua atau tiga pasang capres-cawapres, jangan sampai tidak ada Kader Golkar. Itu yang menjadi bayang-bayang Golkar sebagai partai besar,” katanya.
Terbaru, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres yang nantinya akan diusung Koalisi Perubahan bersama Partai NasDem dan Partai Demokrat.
Selain itu, Ari menerangkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang mengutamakan basis politik gagasan dan ide patut segera mendeklarasikan pasangan capres-cawapres. Karena, tujuan KIB adalah untuk melanjutkan legasi Presiden Joko Widodo.
“Kalau dari awal KIB ingin meneruskan legasi Pak Jokowi, dia tidak mungkin bergabung dengan Koalisi Perubahan. Itu membuat demarkasi politik yang jelas,” ungkapnya.
Untuk itu, sebagai partai tiga besar hasil Pemilu 2019, Golkar akan mempertaruhkan harga diri politiknya kalau hanya menjadi penonton dalam bursa capres-cawapres 2024.
Di sisi lain, dinamika pencalonan semakin mengerucut ke pasangan capres-cawapres. Oleh sebab itu, Ari menyarankan Golkar segera menyiapkan strategi jitu.
“Kader partai dalam posisi capres atau cawapres akan memberikan efek elektoral ke partai politik. Jangan sampai bursa capres-cawapres tidak memberikan efek elektoral pada partai,” tambahnya.
Ari mengungkapkan Golkar juga harus menjadikan efek ekor jas dalam bursa Pilpres 2024 untuk memaksimalkan potensi kemenangan partai berlambang pohon beringin itu.
Pemilu 2024 tidak semata untuk mengejar kemenangan pileg, tetapi juga memperoleh keuntungan dari efek ekor jas dari pencapresan kader.
“Walau pun pertimbangan utamanya adalah elektabilitas partai di pemilu legislatif, tapi pemilu presiden harus memberikan impact pada pilegnya. Apa pun partai harus memperoleh kemenangan maksimal di Pemilu 2024,” pungkasnya.
Sementara itu, Ujang Komaruddin Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia mengatakan, partai mana pun akan mencoba menang di kantong-kantong suara, termasuk di Jawa Timur.
“Di daerah yang banyak pemilih dan menjadi wilayah strategis, parpol akan mati-matian, untuk bisa menang. Jatim strategis karena pemilihnya nomor dua terbesar se-Indonesia, suka tidak suka, capres cawapres dan parpol akan menggarap Jatim sebagai basis masa dukungan,” jelasnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) menambahkan, Golkar memiliki peluang untuk berjaya di Jatim, salah satunya karena memiliki kader yang populer, yaitu Soekarwo atau Pakde Karwo.
“Adanya figur Pakde Karwo sedikit banyak akan berpengaruh, karena Pakde Karwo mantan Gubernur Jatim dua periode, punya pengikut, ada pasukan, yang bisa jadi jumlahnya banyak. Pengaruhnya juga tinggi di Jatim. Sehingga, sedikit banyak akan membantu menaikkan elektabilitas Airlangga di Jatim,” ungkapnya.
Di Partai Golkar, Pakde Karwo menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar.
Berdasarkan Munas Partai Golkar, Airlangga adalah bakal capres dari Golkar. Sekarang, Airlangga didorong menjadi capres Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Terkait itu, Ujang menilai tiket capres KIB ada di tangan Presiden Joko Widodo.
“Tergantung Pak Jokowi tiketnya akan diberikan ke siapa? Saya melihat kans Airlangga sebagai Capres KIB masih ada. Namun* kita lihat perkembangannya, apakah Airlangga bisa jadi capres KIB atau yang lain? Karena proses politik dinamiknya begitu cepat dan selalu berubah,” tandasnya.(rid/faz)
Sentimen: positif (100%)