Kasus Jessica Wongso Ramai Diperbincangkan, Dokter Djaja Surya Atmaja: Salah Satu Tanda Kemasukan Racun Sianida adalah Adanya Tiosianat di Dalam Tubuh
Fajar.co.id Jenis Media: Nasional
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kasus Jessica Wongso meracuni Mirna Salihin dengan sianida yang dimasukkan ke Vietnamese Iced Coffee pada 2016 lalu, masih ramai diperbincangkan.
Dokter Richard Lee, pemilik bisnis kecantikan Klinik Athena, melalui akun Youtube-nya yaitu dr. Richard Lee, MARS, mendatangkan seorang narasumber yang berkaitan dengan kasus sianida tersebut.
Dokter Djaja Surya Atmaja merupakan Dokter Spesialis Kedokteran Forensik dan Studi Medikolegal di RSCM sekaligus menjadi salah satu dokter yang melakukan prosedur otopsi, yang mengambil dan meneliti sampel pada tubuh jenazah Mirna pada tahun 2016.
Dalam perbincangan tersebut, dokter Djaja menjelaskan mengenai prosedur otopsi yang dia lakukan saat memeriksa jenazah Mirna, dan di antara hasilnya adalah tidak ditemukan tiosianat di dalam tubuh korban.
Tiosianat merupakan hasil reaksi kimia sebagai bentuk pertahanan yang dilakukan oleh hati atau liver yang melakukan mekanisme detoksifikasi ketika terdeteksi adanya racun sianida di dalam tubuh.
Apabila benar adanya racun sianida yang masuk ke dalam tubuh melalui mulut, maka saat sianida tertelan dan mencapai lambung, racun akan melewati dinding usus dan masuk ke pembuluh darah serta hati.
Makin lama racun tinggal di dalam usus, maka jumlah yang masuk ke pembuluh darah juga makin besar, dan keracunan yang terjadi akan makin parah.
Menurut dokter Djaja, mekanisme detoksifikasi sianida di dalam tubuh yaitu ketika sianida (CN-) bertemu dengan tiosulfat (S2O3 2-) maka terbentuklah tiosianat (SCN-) dan sulfur trioksida (SO3 2-).
“Maka salah satu satu tanda bahwa dia sudah kemasukan sianida adalah ada tiosianat di dalam hati, di dalam darah, dan di dalam urin, kalau diperiksa di liur juga ada,” ungkap dokter Djaja.
Tiosulfat yang terdapat pada mekanisme detoksifikasi merupakan enzim sulfotransferase atau yang lebih dikenal sebagai enzim rodanase.
Enzim rodanase akan mengkatalisis sianida menjadi tiosianat tersebut, yang kemudian diekskresi melalui ginjal.
Keracunan dapat terjadi apabila terdapat kerusakan dalam metabolisme sianida atau akumulasi tiosianat selama ketika diketahui di atas letal dosis yaitu 250 mg.
Dokter Djaja mengatakan, “Sianida yang masuk ke badan kita itu didetoks di di hati, kalau masuknya kebanyakan, hati nggak sanggup mendetoks yang lebihnya, itu yang bikin kita mati.”
“Makanya kalau sudah masuk ke dalam tubuh sudah pasti sudah ada detoks ada detoks pasti ada tiosianat kalau enggak ada tiosianat itu tidak ada tidak ada yang masuk,” lanjutnya memberi penjelasan. (JPC)
Sentimen: negatif (93.8%)