Sentimen
'Karma' Kebijakan Erdogan, Inflasi Turki Meroket 61,53%
Keuangan News Jenis Media: Nasional
KNews.id – Inflasi Turki pada September 2023 meroket 61,53% secara tahunan (year-on-year/YoY), naik dari 58,94% YoY pada bulan sebelumnya.
Berdasarkan data yang dirilis Turkish Statistical Institute, realisasi inflasi tersebut sedikit di bawah ekspektasi para ekonom sebesar 61,7% YoY, sekaligus meningkat selama 3 bulan berturut-turut seiring dengan kenaikan pajak baru-baru ini dan pelemahan lira.
Para ekonom memprediksi inflasi meningkat menjadi sekitar 70% pada akhir tahun dan mencapai 75% pada bulan Mei tahun depan sebelum mereda. Adapun inflasi melonjak di atas 85% tahun lalu setelah siklus penurunan suku bunga yang agresif memicu jatuhnya mata uang bersejarah pada akhir tahun 2021.
Namun, setelah memenangkan pemilu pada bulan Mei, Presiden Tayyip Erdogan mengubah arah dan membentuk tim ekonomi baru untuk menerapkan kebijakan yang lebih ortodoks, termasuk pengetatan moneter yang agresif.
Bulan lalu, bank sentral menaikkan suku bunga utamanya sebesar 500 basis poin menjadi 30%, memperketat kebijakan selama empat bulan berturut-turut. Sejak perubahan kebijakan pada Juni, pemerintah telah menaikkan suku bunga sebesar 2.150 basis poin untuk mengendalikan inflasi.
Menyusul perubahan kebijakan, S&P Global Ratings merevisi pandangannya terhadap Turki menjadi “stabil” dari “negatif” pada minggu lalu, mengutip langkah-langkah untuk mendinginkan perekonomian yang terlalu panas dan menstabilkan nilai tukar. (Zs/CNBC)
Sentimen: negatif (97%)