Sentimen
Negatif (88%)
7 Okt 2023 : 04.56
Informasi Tambahan

Institusi: UNJANI

Kab/Kota: bandung

Tokoh Terkait

Faktor-faktor Kenapa Anak Melakukan Perundungan, Ini Kata Psikolog

7 Okt 2023 : 04.56 Views 1

Ayobandung.com Ayobandung.com Jenis Media: Nasional

Faktor-faktor Kenapa Anak Melakukan Perundungan, Ini Kata Psikolog

AYOBANDUNG.COM - Sejumlah kasus perundungan mencuat di Media Sosial (Medsos) hingga Media Massa. Bahkan kasus-kasus perundungan yang dilakukan anak sekolah itu masuk kategori ekstrem.

Di Kota Bandung, aksi perundungan bahkan dilakukan oleh sejumlah siswi SMP. Pelaku bahkan sampai melakukan penamparan hingga korban menangis kesakitan.

Psikolog Universitas Ahmad Yani (Unjani) Miryam Ariadne Sigarlaki mengatakan bahwa ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi seorang anak melakukan perundungan. Mulai dari faktor internal (diri), lingkungan (luar diri), pertemanan, teknologi, hingga pendidikan moral.

Baca Juga: Siswi SMP di Bandung Caci hingga Tampar Teman Sekolah, Tim Roots Disdik: Bukan Perundungan

Dari sisi internal, anak dengan gangguan mental, kurang memiliki empati, dan memiliki rasa rendah diri dinilai rentan menjadi pelaku perundungan.

"Anak-anak yang mengalami gangguan mental seperti agresivitas, depresi, atau kecemasan mungkin lebih rentan terhadap perilaku bully atau kekerasan. Lalu kedua, kurangnya kemampuan merasakan empati terhadap perasaan orang lain dapat membuat anak kurang sadar akan dampak negatif perilaku mereka pada korban," ujarnya.

"Kemudian, Rasa Rendah Diri atau inferiority feeling juga menjadi hal yang rentan, sehingga dia ingin menunjukkan sebaliknya dengan mengatasi perasaan mereka dengan mengganggu orang lain," imbuhnya.

Miryam tak menampik jika lingkungan anak menjadi faktor penting terjadinya tindak perundungan. Tak hanya lingkungan keluarga, lingkungan di luar keluarga juga harus diperhatikan agar anak tidak terjebak dengan perilaku perundungan.

Baca Juga: Polisi Dalami Motif Perundungan Siswi SMP di Kota Bandung

"Lingkungan keluarga itu seperti pola asuh, kurangnya dukungan dan perhatian keluarga, role model dalam keluarga, bahkan ada masalah dalam keluarganya. Kemudian di lingkungan sekolah itu kurangnya kontrol dan pengawasan. Kurangnya tindakan dan adanya pembiaran," tegasnya.

"Selain itu faktor teman sebaya juga penting, karena banyak pelaku itu ikut-ikutan teman agar diterima di lingkungannya," imbuhnya.

Hal lain yang tak kalah penting adalah hadirnya teknologi. Hadirnya teknologi membuat anak-anak lebih mudah mengakses berbagai konten yang tidak dapat dikontrol secara penuh oleh orang tua.

Perlu sebuah kontrol secara holistis lintas lingkungan agar anak-anak tidak terjebak dengan perilaku perundungan.

"Paparan anak-anak terhadap kekerasan dalam media, video game, atau konten online yang merangsang bisa memengaruhi cara mereka menanggapi konflik. orang tua, sekolah, dan lingkungan berperan penting dalam mencegah dan mengatasi buli ini," pungkasnya.

Sentimen: negatif (88.9%)