Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Tiongkok, Solo
Tokoh Terkait
TikTok Shop Resmi Tutup, Gibran Jamin UMKM Solo Masih Bisa Jualan Lewat E-Commerce Lain
Merahputih.com Jenis Media: News
MerahPutih.com - Aplikasi media sosial (medsos) TikTok telah menutup layanan TikTok Shop pada Rabu (4/10).
Penutupan dilakukan setelah sebelumnya pemerintah mengeluarkan larangan termuat dalam revisi Peraturan Mendag (Permendag) Nomor 50 Tahun 2020 tentang Ketentuan Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.
Menanggapi tutupnya TikTok Shop tersebut, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka memastikan UMKM Solo masih bisa berjualan di e-commerce lain. Dia memastikan tutupnya, TikTok Shop tidak berdampak pada UMKM Solo.
Baca Juga:
Penutupan TikTok Shop Dinilai Sehatkan Iklim Usaha Daring"Tetap (UMKM) bisa jualan di e-commerce yang lain buat lebih settle (menetap) tidak lagi dijadikan satu (medsos)," kata Gibran di Balai Kota Solo, Kamis (5/10).
Gibran mengatakan, tidak hanya bicara soal jualan, pihaknya juga memberikan pelatihan supaya UMKM naik kelas. Selain itu, mendorong UMKM berjualan melalui platform digital.
"Kita kan selalu ada pelatihan-latihan dan sosialisasi. Kami juga dorong UMKM memanfaatkan platform digital," kata dia.
Disinggung adanya klaim pihak TikTok menyebut ada 6 juta pelaku UMKM yang berjualan di TikTok Shop. Selain itu, hampir 7 juta kreator affiliate yang juga mencari pemasukan via TikTok Shop, Gibran memastikan hal itu tidak masalah.
"Tidak masalah (TikTok Shop tutup). UMKM Solo bisa pindah ke platform lain dengan fiturnya kan sama ada live-nya," tandasnya.
Baca Juga:
TikTok Shop Sudah Berhenti Beroperasi, Kemenkominfo Tak Akan Jatuhkan SanksiDiberitakan sebelumnya, Pemkot Solo mendukung penuh UMKM yang barangnya itu diproduksi di Solo, barang asli Solo, dan pekerjakan orang Solo.
"Intinya kalau di Solo kami dukung penuh. Kalau saya secara pribadi yang namanya medsos, yang namanya e-commerce harus terpisah. Sekarang e-commerce dan medsos jadi satu. Belum lagi algoritma medsos dipakai untuk berjualan ya salah," kata Gibran di Balai Kota, Selasa (26/9).
Gibran mengaku telah melakukan riset kecil-kecilan terkait masalah ini. Namun, ia tidak menyebut merek medsos apa yang dilakukan riset tersebut.
"Saya telah melakukan riset sedikit-sedikit, tapi tidak nyebut merek (medsos) ngesake. Dan sebenarnya itu sudah terbukti (hasil riset) merek-merek UMKM Indonesia yang sebelumnya berjualan, tapi pada akhir-akhir ini sepi, karena ada shadow banned," keluh Gibran.
Dia menjelaskan, shadow banned itu tiba-tiba toko tersebut seperti tertutup dan ditimpa barang dari Tiongkok dengan spek sama. Dia menegaskan nakalnya seperti itu medsos tersebut.
"Jadi toko kita seperti tertutup, ditimpa barang dari China dengan spek sama. Nakalnya seperti itu kadang-kadang. Ada produk-produk skincare yang seperti itu, dulu ramai tiba-tiba ada shadow banned, tahu-tahu terblokir, ketika terblokir tiba-tiba ada produk China masuk dengan spek sama, itulah kenapa medsos dan e-commerce harus terpisah," papar dia. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga:
TikTok dan RCTI Rayakan Kreator Kreatif di TikTok Awards Indonesia 2023Sentimen: positif (99.6%)