Sentimen
Negatif (95%)
3 Okt 2023 : 17.11
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Senayan, Solo

Partai Terkait

Menag Yaqut Tak Merasa Ada yang Salah Soal Ucapannya Terkait Politisasi Agama: Ini Urusan Bangsa dan Negara

4 Okt 2023 : 00.11 Views 1

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Menag Yaqut Tak Merasa Ada yang Salah Soal Ucapannya Terkait Politisasi Agama: Ini Urusan Bangsa dan Negara

PIKIRAN RAKYAT - Menteri Agama (Menag) RI sekaligus Ketua DPP PKB Bidang Pertahanan dan Keamanan, Yaqut Cholil Qoumas tak akan mencabut pernyataannya yang menyinggung soal adanya figur calon presiden (capres) yang melakukan politisasi agama dan menyebut Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta.

Yaqut mulanya di acara doa bersama Wahana Negara Raharja di Hotel Alila, Solo pada Jumat, 29 September 2023 mengingatkan kepada umat Buddha untuk memilih pemimpin negara tidak boleh asal-asalan. Lalu Yaqut mengajak masyarakat memilih pemimpin yang tidak hanya pandai dalam berbicara dan bermulut manis.

"Saya sangat hormat sama beliau tapi untuk satu itu untuk mencabut omongan saya yang menyarankan kepada publik agar melihat track record calon pemimpin agar jangan hanya terpesona dengan janji-janji, dengan mulut manis, mencabut itu saya tidak mau," kata Yaqut saat ditemui di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin 2 Oktober 2023.

Bagi Yaqut, pernyataan yang ia katakan itu tidak salah karena menurutnya dapat memilih pemimpin perlu cara-cara yang baik dan rasional, bukan hanya tampilan fisik. Selain itu, lanjut Yaqut, harus dicek track record calon pemimpin.

Baca Juga: Menag Yaqut: Jangan Asal Pilih, tapi Lihat Track Record Calon Pemimpin Bangsa Nanti

"Ini urusan bangsa dan negara. Kalau karena itu kemudian disiplinkan, ya silakan. Saya tidak akan mencabut ya. Ini untuk bangsa dan negara. Pak Jazil ini kan politisi yang hebat, terhormat ya kan. Punya jasa besar terhadap partai dan mungkin salah satu pendiri partai," ucapnya.

Begitu juga mengenai pernyataannya untuk memilih pemimpin membawa-bawa politisasi agama, kata Yaqut, agama itu harus menjiwai setiap perilaku kehidupan termasuk dalam berpolitik.

"Ya tidak boleh (berpolitisasi agama). Setuju enggak kalian, politisasi agama boleh enggak? Saya tanya ini? Enggak boleh kan. Jangan. Masa begini ini juga tertekan, ya monggo. Saya tidak mencabut pernyataan," ucapnya.

Yaqut menambahkan, apabila dirinya dalam waktu dekat akan dipanggil oleh Dewan Syuro PKB, tidak menutup kemungkin dia akan mangkir dalam panggilannya.

Baca Juga: Menag Yaqut Luruskan Soal Kelakar ‘Pilih Amin Bid’ah’, Tak Ada Kaitannya dengan Pilpres

"Kalau Syuro ya saya ini taat kepada kiai. To'atan saya sama kiai," ujarnya menandaskan.

Rupanya pernyataan Yaqut direspons oleh Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, menyatakan partainya bakal mendisiplinkan kader yang saat ini menjabat sebagai Menteri Agama, Yaqut Cholis Qoumas lantaran menyinggung soal adanya figur calon presiden (capres) yang melakukan politisasi agama dan menyebut Pilgub DKI Jakarta.

Jazilul mengingatkan Yaqut agar berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan. Apalagi, ketum PP GP Ansor itu merupakan menteri yang seharusnya menjaga kerukunan antar umat beragama.

Diketahui, saat ini PKB mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang berpasangan dengan Ketua Umum Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Baca Juga: Agama Jadi Isu Hoaks Paling 'Seksi' ke Capres 2024: Fenomena Engagement Tinggi di Media Sosial

"Hati-hati menjaga mulutnya. Karena ini pejabat publik, dia digaji oleh pajak negara untuk membuat suasana harmoni, bukan untuk mengeluarkan statement-statement yang enggak perlu. Rakyat itu lebih paham," ujar Jazilul kepada wartawan, Senin, 2 Oktober 2023.

Oleh karena itu, Wakil Ketua MPR itu menegaskan, partainya sudah menyiapkan langkah-langkah untuk mendisiplinkan Yaqut sebagai kader PKB. Karena kata Jazilul, tidak seharusnya Yaqut mengeluarkan pernyataan yang memunculkan spekulasi dan menggiring opini publik.

"Kalau posisinya sebagai menteri, ya presiden lah yang mengevaluasi. Kalau sebagai kader PKB, kami tentu sudah menyiapkan langkah-langkah pendisiplinan," ujarnya.***

Sentimen: negatif (95.5%)