Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pemilu 2014
Kab/Kota: Solo
Tokoh Terkait
Cak Imin soal Menag Ungkit Politisasi Agama Pilgub DKI: Omongan Buzzer
Detik.com Jenis Media: News
Bacawapres Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menanggapi pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang meminta masyarakat tidak memilih pemimpin menggunakan agama untuk kepentingan politik seperti di Pilgub DKI 2017. Cak Imin berkelakar pernyataan itu seperti buzzer.
"Ah itu omongan buzzer, ha-ha-ha," kata Cak Imin di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (1/10/2023).
Cak Imin lalu tersenyum. Cak Imin tidak menjelaskan lebih lanjut terkait ucapannya itu.
Menag Yaqut sebelumnya mengingatkan umat Buddha agar melihat rekam jejak calon presiden (capres) pada Pilpres 2024. Yaqut mengingatkan jangan memilih pemimpin secara asal-asalan.
Hal itu disampaikan Yaqut dalam sambutannya saat menghadiri acara doa bersama Wahana Nagara Rahaja di Hotel Alila, Solo. Acara itu diikuti umat Buddha seperti dilansir detikJateng, Jumat (29/9).
Awalnya, Yaqut mengatakan Indonesia pada 2024 memasuki tahun politik. Menurutnya, umat beragama seharusnya menyadari bahwa pemilu hanyalah mekanisme untuk menemukan siapa yang akan memimpin Indonesia.
"Tidak boleh umat beragama kita semua ini menjadi bagian dari yang salah dalam mekanisme itu, dianggap bahwa pemilu ini urusan hidup mati, saling memusuhi, saling menghinakan satu dengan yang lain tidak boleh," kata Yaqut.
Yaqut mengingatkan memilih pemimpin negara tidak boleh asal-asalan. Untuk itu, dirinya mengajak masyarakat memilih pemimpin yang tidak hanya pandai dalam berbicara dan mempunyai mulut yang manis.
"Oleh karena itu bapak ibu sekalian, saya berharap nanti bapak ibu sekalian dalam memilih pemimpin negeri ini untuk 2024-2029 benar-benar dilihat rekam jejaknya. Jangan karena bicaranya enak, mulutnya manis, mukanya ganteng itu dipilih, jangan asal begitu, harus dilihat dulu track record-nya," jelasnya.
Yaqut mengingatkan agar tidak memilih pemimpin yang menggunakan agama sebagai kepentingan politik. Yaqut lalu mengungkit Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 serta Pemilu 2014 dan 2019 yang menggunakan agama untuk kepentingan politik.
"Kita masih ingat, kita punya sejarah yang tidak baik atas politik penggunaan agama dalam politik, kita punya sejarah tidak baik beberapa waktu yang lalu ketika pemilihan gubernur DKI Jakarta kemudian dua pilpres terakhir, agama masih terlihat digunakan sebagai alat untuk mencapai kepentingan kekuasaan," kata Yaqut.
(whn/imk)Pantau Pemilu
Kenali, pantau hingga sampaikan aspirasi tentang tokoh favoritmu di bursa Pemilu 2024. Cek rekam jejak, profil, hingga berita terkini mereka sekarang!
Sentimen: positif (99.6%)