Sentimen
Positif (84%)
29 Sep 2023 : 22.17
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Kemayoran

Partai Terkait

Jokowi Bisiki Ganjar di Rakernas PDIP, Ini Pesannya

29 Sep 2023 : 22.17 Views 3

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: News

Jokowi Bisiki Ganjar di Rakernas PDIP, Ini Pesannya

Indriyani Astuti • 29 September 2023 17:53

Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) sepakat soal kedaulatan pangan yang disampaikan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-4 PDIP. Ia mendorong kedaulatan pangan menjadi bagian dari program yang akan dilakukan bakal calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo apabila ia terpilih menjadi presiden. "Tadi saya bisik- bisik ke beliau, Pak nanti habis dilantik besoknya langsung masuk kedaulatan pangan, nggak usah lama lama, perencanaannya disiapkan sekarang, begitu dilantik, besok langsung masuk ke kerja kedaulatan pangan sehingga swasembada pangan, ketahanan pangan kedaulatan pangan itu betul-betul kita miliki," kata Jokowi di Kemayoran, Jakarta, Jumat, 29 September 2023. Jokowi mengatakan, dampak perubahan iklim, kekeringan, hingga el nino menjadi faktor yang memengaruhi pasokan pangan. Bahkan saat ini beberapa negara telah menghentikan ekspor pangan guna memenuhi kebutuhan dalam negerinya masing-masing. "Sembilan belas negara sekarang ini sudah tidak mengekspor pangan, bahkan tadi pagi saya baca lagi bukan 19 lagi tapi 22 negara sekarang ini sudah tidak mau mengekspor bahan pangannya termasuk didalamnya adalah beras," ujar Jokowi. Jokowi menyebut kondisi geopolitik dunia juga berpengaruh pada pasokan pangan. Perang antara Ukraina dan Rusia, dua negara penghasil gandum terbesar di dunia, membuat ekspor gandum ke negara lain terganggu. Indonesia, sambung presiden, mengimpor sekitar 11 juta ton gandum dan hampir 30 persen dari jumlah itu berasal dari Ukraina serta Rusia. "Saat saya bertemu dengan Presiden Zelensky (Presiden Ukraina) beliau menyampaikan kepada saya ada stok 77 juta ton, berhenti di Ukraina karena perang. Begitu saya masuk ke Rusia, saya bertemu dengan Presiden Putin (Vladimir Putin), beliau juga cerita di Rusia ada 130 juta ton gandum yang berhenti tidak bisa diekspor karena keamanan laut," tuturnya.   Total ekspor gandum yang seharusnya bisa dilakukan oleh kedua negara itu, sambung presiden, sebanyak 207 juta ton. Namun, lantaran ekspor dihentikan, negara-negara di Afrika, Asia dan Eropa kekurangan pangan. "Harga yang naik secara drastis dan bahkan kemarin saya membaca, di sebuah berita, di satu negara maju di Eropa, anak- anak sekolah banyak yang sudah tidak sarapan pagi, yang biasanya sarapan pagi, sekarang ini sudah tidak sarapan pagi karena kekurangan bahan pangan, karena mahalnya bahan pangan," ungkap dia. Kondisi tersebut, ujar Jokowi, bisa menjadi pertimbangan dalam menjalankan visi dan misi pemerintahan selanjutnya. Ia berharap ada visi dan misi taktis serta rencana kerja yang nyata. "Sepuluh, lima tahun ke depan memang visi taktis itu harus kita miliki, bukan visi misi yang terlalu bagus di awang-awang. Tapi visi taktis, rencana kerja detail harus kita miliki dan saya yakin Pak Ganjar mampu menyelesaikan ini," ucap Jokowi.

Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) sepakat soal kedaulatan pangan yang disampaikan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-4 PDIP. Ia mendorong kedaulatan pangan menjadi bagian dari program yang akan dilakukan bakal calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo apabila ia terpilih menjadi presiden.
 
"Tadi saya bisik- bisik ke beliau, Pak nanti habis dilantik besoknya langsung masuk kedaulatan pangan, nggak usah lama lama, perencanaannya disiapkan sekarang, begitu dilantik, besok langsung masuk ke kerja kedaulatan pangan sehingga swasembada pangan, ketahanan pangan kedaulatan pangan itu betul-betul kita miliki," kata Jokowi di Kemayoran, Jakarta, Jumat, 29 September 2023.
 
Jokowi mengatakan, dampak perubahan iklim, kekeringan, hingga el nino menjadi faktor yang memengaruhi pasokan pangan. Bahkan saat ini beberapa negara telah menghentikan ekspor pangan guna memenuhi kebutuhan dalam negerinya masing-masing.
"Sembilan belas negara sekarang ini sudah tidak mengekspor pangan, bahkan tadi pagi saya baca lagi bukan 19 lagi tapi 22 negara sekarang ini sudah tidak mau mengekspor bahan pangannya termasuk didalamnya adalah beras," ujar Jokowi.
 
Jokowi menyebut kondisi geopolitik dunia juga berpengaruh pada pasokan pangan. Perang antara Ukraina dan Rusia, dua negara penghasil gandum terbesar di dunia, membuat ekspor gandum ke negara lain terganggu. Indonesia, sambung presiden, mengimpor sekitar 11 juta ton gandum dan hampir 30 persen dari jumlah itu berasal dari Ukraina serta Rusia.
 
"Saat saya bertemu dengan Presiden Zelensky (Presiden Ukraina) beliau menyampaikan kepada saya ada stok 77 juta ton, berhenti di Ukraina karena perang. Begitu saya masuk ke Rusia, saya bertemu dengan Presiden Putin (Vladimir Putin), beliau juga cerita di Rusia ada 130 juta ton gandum yang berhenti tidak bisa diekspor karena keamanan laut," tuturnya.
 
 
Total ekspor gandum yang seharusnya bisa dilakukan oleh kedua negara itu, sambung presiden, sebanyak 207 juta ton. Namun, lantaran ekspor dihentikan, negara-negara di Afrika, Asia dan Eropa kekurangan pangan.
 
"Harga yang naik secara drastis dan bahkan kemarin saya membaca, di sebuah berita, di satu negara maju di Eropa, anak- anak sekolah banyak yang sudah tidak sarapan pagi, yang biasanya sarapan pagi, sekarang ini sudah tidak sarapan pagi karena kekurangan bahan pangan, karena mahalnya bahan pangan," ungkap dia.
 
Kondisi tersebut, ujar Jokowi, bisa menjadi pertimbangan dalam menjalankan visi dan misi pemerintahan selanjutnya. Ia berharap ada visi dan misi taktis serta rencana kerja yang nyata.
 
"Sepuluh, lima tahun ke depan memang visi taktis itu harus kita miliki, bukan visi misi yang terlalu bagus di awang-awang. Tapi visi taktis, rencana kerja detail harus kita miliki dan saya yakin Pak Ganjar mampu menyelesaikan ini," ucap Jokowi.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

(END)


Sentimen: positif (84.2%)