Sikapnya Dinilai Sopan dan Bersahaja, Saidiman Ahmad Soal Kaesang PSI: Menarik, Kita Tunggu Perkembangan Selanjutnya

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

27 Sep 2023 : 01.35
Sikapnya Dinilai Sopan dan Bersahaja, Saidiman Ahmad Soal Kaesang PSI: Menarik, Kita Tunggu Perkembangan Selanjutnya

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ilmu Politik Saidiman Ahmad, memberikan reaksi soal bergabungnya putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep kepada Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Menurut Saidiman, keputusan tersebut merupakan sesuatu yang relatif sangat cepat.

"Ini adalah keputusan yang relatif sangat cepat. Salah satu reaksi yang banyak datang setelah itu adalah menganggap pengangkatan Kaesang itu terkait statusnya sebagai anak presiden," ujar Saidiman dalam cuitan twitternya (26/9/2023).

Dikatakan Saidiman, pandangan terhadap status Kaesang sebagai anak Presiden tidak salah. Tidak ada yang mampu membantah hal tersebut.

"Ini adalah kemewahan atau modal politik yang unik pada Kaesang. Hanya Kaesang, Gibran, Kahiyang, AHY, Ibas, Yenny, Puan, Tommy, Mega, dan beberapa orang lain yang merupakan anak presiden," Saidiman menuturkan.

Tambahnya, tidak ada anak Presiden yang seperti nama-nama yang dia sebut. Dan, dia menganggap hal tersebut merupakan takdir alam semesta.

"Kaesang hanyalah seorang bocah cilik, bocah ingusan dalam lanskap politik, atau dipertimbangkan semata karena ikatan darah dengan presiden," ucapnya.

Menurut Saidiman, anggapan itu terlalu simplistis dan cenderung merendahkan. Pandangan itu menganggap seolah-olah Kaesang tidak memiliki kualitas lain selain sebagai anak biologis presiden.

"Jauh sebelum Kaesang bergabung dan menjadi ketua umum PSI, dia sudah menarik perhatian publik. Di usia belia, Kaesang sudah membangun usaha mandiri. Dia tampil sebagai sosok khas anak muda cemerlang dengan banyak ide bisnis," kata dia.

"Karakternya yang sederhana, sopan, dan ceplas-ceplos membuatnya menarik perhatian. Postingan-postingan media sosialnya ditunggu banyak netizen karena hampir selalu muncul dengan gaya kocak," sambungnya.

Tambah Saidiman, di kalangan anak muda, Kaesang merupakan ikon besar dan seorang trendsetter.

"Salah satu karakter Kaesang yang menarik, sikapnya yang sangat sopan dan bersahaja," tukasnya.

Dia kemudian merefleksi kembali pada 2019, ketika Ibu Ani Yudhoyono wafat di Singapura, Kaesang datang melayat dan ikut menyalatkan ibu negara tersebut.

"Peristiwa itu dikenang SBY sebagai satu hal yang tak terlupakan. SBY bahkan menyatakan kekaguman atas sikap Kaesang yang begitu sopan," bebernya.

Lanjutnya, sikap sopan itu pula yang ditunjukkan Kaesang ketika bertemu Ganjar di konser Sheila on 7 beberapa malam lalu. Ketika bersalaman dengan Ganjar, dia berusaha mencium tangan mantan gubernur Jawa Tengah tersebut.

"Sikap tawadhu ini menunjukkan karakter personal yang penting untuk publik," imbuhnya.

Kaesang dengan caranya sendiri, kata dia, sudah lama terlibat dalam urusan publik. Tanpa secara resmi ikut dalam partai politik, Kaesang sudah terlibat dalam politik. Untuk para politikus konvensional, cara berpolitik Kaesang mungkin akan dianggap aneh dan asing.

"Kualitas personal Kaesang sedikit banyak ditunjukkan dalam pidato perdananya sebagai Ketua Umum PSI, 25 September 2023," tandasnya.

Saidiman melihat setidaknya ada tiga hal yang menarik dari pidato perdana Kaesang tersebut. Pertama, dia ingin membangun optimisme dalam politik praktis. Ini jelas ditujukan pada para anak muda apatis dan idealis bahwa idealisme bisa diwujudkan dalam politik.

Kedua, tutur Saidiman, dia ingin menawarkan cara berpolitik yang gembira. Lebih banyak membangun gagasan dibanding saling tuding dan fitnah.

Terakhir, dengan tegas dia mengidentifikasi ceruk PSI adalah kaum nasionalis muda atau nasionalis dengan pikiran dan semangat muda.

"Identifikasi diri sebagai partai dengan warna nasionalis yang lebih jelas ini penting di tengah kecenderungan partai yang rela mengaburkan warna ideologinya untuk menarik massa intoleran," terangnya.

Di luar dari materi yang bagus itu, gaya berpidato Kaesang juga menarik, kata Saidiman. Dia tidak berpretensi menjadi seorang orator atau singa podium pembakar semangat.

"Dia tampil dengan kebersahajaannya. Pidato yang sudah tersusun sistematis dia improvisasi dengan sangat baik. Di sana sini, dia tambahkan komentar spontan yang umumnya mengundang tawa," ungkapnya.

"Dia memanggil audiens PSI bukan hanya dengan panggilan bro and sis, tapi juga akang dan teteh, juga uni dan uda. Ini juga menarik. Mungkin ini juga bagian dari langkah awal Kaesang melakukan rebranding PSI. Kita tunggu perkembangan selanjutnya," kuncinya.

(Muhsin/fajar)

Sentimen: positif (100%)