Bicara Berapi-api di Hadapan Habib Bahar soal Kisruh Pulau Rempang, Habib Rizieq Ungkap Sejarah Masyarakat Usir Belanda
TVOneNews.com Jenis Media: News
tvOnenews.com - Habib Rizieq Shihab ikut bersuara soal kisruh yang kini masih terjadi di Pulau Rempang, Batam dan menyita perhatian publik.
Tak sedikit masyarakat yang ikut unjuk rasa menolak rencana pembangunan kawasan Rempang Eco City yang akan menggusur tempat tinggal mereka.
Tidak hanya dari kalangan masyarakat sekitar Pulau Rempang, kisruh ini juga mendapat sorotan dari banyak tokoh terkenal.
Sebut saja Ustaz Abdul Somad, seorang pendakwah kondang yang memang lekat dengan kebudayaan Melayu yang kini dengan tegas mendukung warga Rempang atas hak tempat tinggal mereka.
Dari kalangan pendakwah bukan cuma Ustaz Abdul Somad yang merasa resah, Habib Rizieq juga menyampaikan pandangannya soal kisruh di Rempang.
Dalam salah satu acara peringatan Maulid Nabi, Habib Rizieq dengan berapi-api berbicara di hadapan Habib Bahar dan jemaah soal kisruh di Pulau Rempang.
Ada banyak hal yang diungkap Habib Rizieq terkait Pulau Rempang, terutama akar sejarah bagaimana awal mula masyarakat mendiami pulau tersebut.
Seperti dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube Qolbu Aswaja, berikut pandangan Habib Rizieq tentang kisruh di Rempang.
Tak lupa Habib Rizieq dalam acara tersebut membawa sebuah kertas yang merupakan salinan Undang-Undang yang membahas soal penggusuran dan masyarakat Pulau Rempang.
Habib Rizieq juga membacakan isi Keputusan Walikota Batam tahun 2004 tentang penetapan wilayah perkampungan Tua di Kota Batam.
Salah satu poin yang disorot Habib Rizieq adalah bagaimana awal mula desa di Pulau Rempang ditetapkan sebagai cagar budaya.
"Desa-desa itu disebut Perkampungan Tua, kenapa, itu perkampungan bersejarah bagi masyarakat melayu," ungkap Habib Rizieq.
Habib Rizieq kemudian berbicara lebih lanjut tentang sejarah perjuangan masyarakat Rempang dalam melawan penjajahan Belanda.
"Terakhir saya baca buku sejarah masyarakat Melayu, saya dapat informasi di Rempang masyarakat di situ tahun 1800-an, ternyata masyarakat sudah tinggal di situ dari tahun 1700-an, 1720 mereka mulai masuk ke pulau-pulau," jelas Habib Rizieq.
Menurut Habib Rizieq, kala itu masyarakat diperintahkan oleh Raja Ali Haji untuk menghuni Pulau Rempang sebagai upaya mencegah masuknya kapal Belanda.
"Karena diperintahkan oleh Raja Ali Haji, seorang sastrawan Melayu dan seorang raja, itu rakyat disebar di beberapa pulau dari tahun 1720 untuk menjadi benteng jangan sampai ada kapal asing masuk," ujar Habib Rizieq.
Hingga kemudian benar terjadi, datanglah pasukan Belanda dan masyarakat Rempang mati-matian berjuang mengusir penjajah.
Dari sini Habib Rizieq mulai mempertanyakan, mengapa kini anak cucu para pejuang di Pulau Rempang kini malah diusir dari tempat tinggalnya padahal dulu mereka berjuang mengusir Belanda.
"Begitu tahun 1780, betul tentara Belanda masuk, perang bertempur, orang-orang yang tinggal di pulau tersebut lah, termasuk kakek moyangnya warga Rempang mereka yang perang, mereka yang lawan Belanda dan akhirnya mereka yang dapat kemenangan," kata Habib Rizieq.
"Terus sekarang anak cucunya mau diusir, dari mana ceritanya?" tegasnya.
Secara tegas Habib Rizieq menentang adanya kedzaliman yang terjadi di Pulau Rempang saat ini.
(far)
Dapatkan berita menarik lainnya dari tvOnenews.com di Google News, Klik di Sini
Sentimen: negatif (99.4%)