Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: covid-19, pengangguran, HAM
Tokoh Terkait
Pemerintah Targetkan Angka Kemiskinan Turun 6,5 Persen pada 2024
Merahputih.com Jenis Media: News
MerahPutih.com - Pemerintah telah menetapkan target pendapatan negara sebesar Rp 2.802,3 triliun dan belanja negara Rp 3.325, triliun pada postur anggaran tahun 2024.
Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Wahyu Utomo mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini melesat jauh dibandingkan pada masa pandemi COVID-19.
Baca Juga
Persentase Kemiskinan Ekstrem di Indonesia Terkonsentrasi di Wilayah Timur
"Kalau kita lihat dibandingkan di masa pandemi, pendapatan naiknya sudah sangat signifikan, Rp1.154,5 triliun, tumbuh 70 persen," kata Wahyu di Jakarta, Sabtu (23/9).
Sementara belanja negara juga tumbuh sekitar Rp 708 triliun atau 28 persen. Untuk defisit sendiri terjun cukup tajam di masa corona mencapai 6,14 persen, sekarang hanya menyentuh angka 2,29 persen.
"Nominalnya turun Rp 442 trilliun," papar dia.
Baca Juga
Kemiskinan Bikin Warga Jadi Korban TPPO dan Jual Organ
Postur APBN tersebut dimanfaatkan untuk akselerasi transformasi, guna menekan angka kemiskinan di Indonesia. Harapannya, tingkat kemiskinan bisa di angka 6,5 sampai 7,5 persen
"Gini rasio bisa turun, tingkat pengangguran di 5,57, kemudian IPM sekitar 73,9974,02, dan lain sebagainya," urainya.
Namun juga, kata Wahyu, postur APBN ini didesain berbasis pada asumsi makro. Postur APBN 2024 sebagai instrumen untuk mencapai berbagai target pembangunan dan didesain berbasis pada berbagai asumsi makro.
Adapun titik-titik strategis dalam APBN 2024, ada anggaran pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, ketahanan pangan, infrastruktur, dan hukum dan HAM.
"Kalau kita kelompokkan di situ, bahwa anggaran strategis itu ada yang didesain sebagai dinamisator, penguatan sumber daya manusia. SDM itu dinamisator untuk transformasi," tutupnya. (Asp)
Baca Juga
Heru Budi Tegaskan Komitmen Pemprov DKI Hapus Kemiskinan Ekstrem di Jakarta
Sentimen: negatif (76.2%)