Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Tangerang, Cipinang, Demak, Penggilingan
Tokoh Terkait
Petaka Beras di RI Berlanjut, Harga Gabah Petani Meledak 60%
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga gabah dan beras di tingkat petani dan penggilingan terpantau masih melanjutkan kenaikan. Tercatat, harga gabah dan beras di bulan September ini melonjak ke level rekor.
Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga beras di tingkat pedagang eceran hari ini, Rabu (20/9/2023) beras medium naik Rp 250 ke Rp 13.180 per kg, sementara untuk beras premium naik Rp 120 ke Rp 14.650 per kg.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menuturkan, saat ini pihaknya tengah melakukan upaya untuk memastikan agar petani tetap bergairah berproduksi karena adanya jaminan harga serta memastikan harga wajar di tingkat konsumen. Dari temuannya, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sudah Rp 8.000/kg atau sudah naik 60% dari HPP yang ditetapkan sebesar Rp 5.000/kg.
"Hari ini saudara-saudara kita seluruh petani memang sedang merasa senang karena harganya saat ini sangat baik. Tadi saya cek langsung harga gabah kering panennya Rp 8.000 dengan combine harvester kemudian jadi beras harganya Rp 12.500 sampai Rp 13.000. Akan tetapi kenaikan harga gabah ini juga harus melihat tingkat kewajaran sehingga keseimbangan harga dapat terbangun baik di tingkat produsen maupun konsumen," kata Arief dalam keterangan resminya.
Untuk itu, Arief menegaskan jika saat ini adalah waktu yang tepat untuk terus meningkatkan produksi karena dengan harga yang bagus di tingkat petani tentunya meningkatkan gairah petani untuk terus bertanam.
Hal ini diakui oleh Ketua Gapoktan Maju Jaya Rudin yang merasa senang dengan harga gabah saat ini di tingkat petani. Ia mengakui dalam 2 kali masa panen belakangan ini harga jual gabah bagus bahkan banyak pembeli yang datang dari luar seperti dari Demak.
"Disini bisa IP 400 sudah tahun ketiga dengan menggunakan benih pajajaran dan cakra buana dari Balai Benih Sukamandi. Dalam satu bulan ke depan mudah mudahan kami akan panen," tambah Rudin.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad SabkiBuruh tani padi memanen padi diKawasan persawahan Primeter Selatan, Tangerang, Banten, Kamis (1/3/2018). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp 5.207,00 per Kg atau turun 3,84 persen dan di tingkat penggilingan Rp 5.305,00 per Kg di Februari 2018. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Rudin berharap hasil panen bisa memuaskan meskipun terdapat waduk terdekat yang surut namun Ia yakin jika kemungkinan besar masih dapat bertahan hingga panen bulan depan sampai memasuki musim penghujan di bulan November.
"Stok disini idealnya 60 - 70 ton, namun saat ini baru terisi 35 ton dan ada titipan dari Dinas sebagai cadangan pangan 6.5 ton," ungkapnya.
Terkait hal tersebut Arief pun meminta agar setiap daerah harus memiliki cadangan pangan.
"Harusnya semua daerah mempunyai cadangan pangan seperti ini, tidak harus membangun gudang tetapi bisa dititipkan di gudang Bulog tapi sistemnya diputar stoknya. Yang disimpan kuantiti-nya jadi stok berputar terus yang penting kualitasnya kadar air 14% dan panenan baru," ungkap Arief.
Namun demikian, Arief juga memastikan agar upaya menjaga harga di tingkat petani juga diselaraskan dengan menjaga harga di tingkat konsumen. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo agar keseimbangan harga di tiga lini perberasan, produsen, pedagang/penggiling, dan konsumen dapat terwujud.
Kenaikan harga gabah di tingkat produsen berbanding lurus dengan kenaikan harga beras di tingkat konsumen. Untuk itu, peningkatan produksi harus terus didorong mengingat kondisi kenaikan harga gabah di lapangan salah satunya disebabkan oleh berkurangnya stok gabah. Selain itu, juga perlu menguatkan stok cadangan beras pemerintah.
Adapun untuk menanggulangi kenaikan harga beras di tingkat konsumen, Bapanas terus melakukan berbagai upaya intervensi dengan menggelontorkan stok beras Bulog ke masyarakat antara lain melalui bantuan pangan beras untuk 21,353 juta KPM di seluruh Indonesia. Selain itu, pemerintah juga terus menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) di seluruh Indonesia, serta menggelontorkan beras SPHP baik di pasar tradisional, ritel modern, dan juga Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).
[-]
-
Bos Bulog Vs Mentan: Beda Pendapat Harga Beras, Kok Bisa?(wur)
Sentimen: positif (100%)