Sentimen
15 Sep 2023 : 17.54
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Semarang, Surabaya, Jayapura, Manado
Tokoh Terkait
Surabaya Masuk 10 Besar Kota dengan Kualitas Udara Terbersih se-Indonesia
16 Sep 2023 : 00.54
Views 1
Medcom.id Jenis Media: News
Surabaya: Kota Surabaya, Jawa Timur, masuk dalam 10 besar kota dengan kualitas udara terbersih se-Indonesia berdasarkan data indeks kualitas udara (IKU) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK RI).
"Saya terima kasih kepada warga Surabaya telah menjaga lingkungan dan kotanya," kata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, dalam keterangan tertulis, Kamis, 14 September 2023.
Berdasarkan IKU KLHK, Surabaya memiliki skor 23 pada pukul 20.00 WIB, Senin, 11 September 2023. Pada waktu tersebut, kualitas udara Surabaya tergolong baik, yang berarti kadar polutan di udara Surabaya sangat minim.
Selanjutnya Semarang menempati posisi kedua dengan indeks kualitas udara 27. Berikutnya, ada Jayapura di posisi ketiga dengan indeks kualitas udara 29.
Sedangkan pada Selasa, 12 September 2023, Surabaya naik di peringkat kedua dengan skor 28. Untuk peringkat pertama diraih Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan skor 21 dan ketiga Manado, Sulawesi Utara dengan skor 35.
Kualitas udara di Surabaya memperoleh skor IKU 23 menunjukkan bahwa kadar polutan di Kota Pahlawan sangat minim. Nilai tersebut berdasarkan klasifikasi IKU KLHK RI yang diatur dalam Peraturan Menteri LHK Nomor 14 Tahun 2020, yakni dengan parameter 0-50 baik, 51-100 sedang, 101-200 tidak sehat, 201-300 sangat tidak sehat, dan 300+ berbahaya.
Maka dari itu, lanjut dia, salah satunya upaya menjaga IKU agar tetap baik di Surabaya adalah dengan cara memperbanyak ruang terbuka hijau (RTH).
Menurutnya langkah pemkot dalam menjaga RTH di Surabaya bukan hanya memperbanyak RTH saja, tapi juga diimbangi dengan meningkatkan uji emisi pada kendaraan bermotor di Kota Surabaya. Bahkan, pemkot akan melakukan pengukuran waktu berhenti di lampu lalu lintas.
"Semakin lama berhentinya, polusi semakin banyak. Maka, kita akan atur lampu merah itu biar bisa tidak terlalu lama berhentinya," ungkapnya.
Menurutnya, dampak dari pengaturan waktu berhenti di lampu merah tidak akan maksimal jika tak diimbangi dengan perubahan waktu mobilitas masyarakat di Kota Surabaya. Jika mobilitas warga terjadi pada jam yang sama, secara otomatis polusi udara akan meningkat, sehingga menyebabkan kualitas udara buruk.
Namun akhir-akhir ini Eri mengamati adanya rotasi waktu mobilitas masyarakat di Kota Surabaya, sehingga tidak sampai menimbulkan penumpukan kendaraan di jalan.
"Ada rotasi-rotasi (perputaran) yang cepat, tapi itu kembali lagi pada warga Surabaya. Alhamdulillah, beberapa hari ini terlihat lebih banyak waktunya tidak berbarengan. Jadi, ada yang berangkat lebih pagi atau agak siang. Jadi, seumpama ada yang jam kantornya setengah 07.30 WIB, tapi dia mengantar anak terlebih dahulu jam 06.00 WIB, tidak kembali lagi ke rumah, langsung kerja. Itu yang saya lihat perhitungan hari ini," ujarnya.
"Saya terima kasih kepada warga Surabaya telah menjaga lingkungan dan kotanya," kata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, dalam keterangan tertulis, Kamis, 14 September 2023.
Berdasarkan IKU KLHK, Surabaya memiliki skor 23 pada pukul 20.00 WIB, Senin, 11 September 2023. Pada waktu tersebut, kualitas udara Surabaya tergolong baik, yang berarti kadar polutan di udara Surabaya sangat minim.
Selanjutnya Semarang menempati posisi kedua dengan indeks kualitas udara 27. Berikutnya, ada Jayapura di posisi ketiga dengan indeks kualitas udara 29.
-?
- - - -Sedangkan pada Selasa, 12 September 2023, Surabaya naik di peringkat kedua dengan skor 28. Untuk peringkat pertama diraih Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan skor 21 dan ketiga Manado, Sulawesi Utara dengan skor 35.
Kualitas udara di Surabaya memperoleh skor IKU 23 menunjukkan bahwa kadar polutan di Kota Pahlawan sangat minim. Nilai tersebut berdasarkan klasifikasi IKU KLHK RI yang diatur dalam Peraturan Menteri LHK Nomor 14 Tahun 2020, yakni dengan parameter 0-50 baik, 51-100 sedang, 101-200 tidak sehat, 201-300 sangat tidak sehat, dan 300+ berbahaya.
Maka dari itu, lanjut dia, salah satunya upaya menjaga IKU agar tetap baik di Surabaya adalah dengan cara memperbanyak ruang terbuka hijau (RTH).
Menurutnya langkah pemkot dalam menjaga RTH di Surabaya bukan hanya memperbanyak RTH saja, tapi juga diimbangi dengan meningkatkan uji emisi pada kendaraan bermotor di Kota Surabaya. Bahkan, pemkot akan melakukan pengukuran waktu berhenti di lampu lalu lintas.
"Semakin lama berhentinya, polusi semakin banyak. Maka, kita akan atur lampu merah itu biar bisa tidak terlalu lama berhentinya," ungkapnya.
Menurutnya, dampak dari pengaturan waktu berhenti di lampu merah tidak akan maksimal jika tak diimbangi dengan perubahan waktu mobilitas masyarakat di Kota Surabaya. Jika mobilitas warga terjadi pada jam yang sama, secara otomatis polusi udara akan meningkat, sehingga menyebabkan kualitas udara buruk.
Namun akhir-akhir ini Eri mengamati adanya rotasi waktu mobilitas masyarakat di Kota Surabaya, sehingga tidak sampai menimbulkan penumpukan kendaraan di jalan.
"Ada rotasi-rotasi (perputaran) yang cepat, tapi itu kembali lagi pada warga Surabaya. Alhamdulillah, beberapa hari ini terlihat lebih banyak waktunya tidak berbarengan. Jadi, ada yang berangkat lebih pagi atau agak siang. Jadi, seumpama ada yang jam kantornya setengah 07.30 WIB, tapi dia mengantar anak terlebih dahulu jam 06.00 WIB, tidak kembali lagi ke rumah, langsung kerja. Itu yang saya lihat perhitungan hari ini," ujarnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
(DEN)
Sentimen: netral (99.8%)