Sentimen
Tokoh Terkait
Ganjar Muncul di Tayangan Azan TV, Ade Armando: Jelas Kampanye Politik
Jitunews.com Jenis Media: Nasional
Ade Armando menilai Ganjar telah melanggar aturan KPI.
JAKARTA, JITUNEWS.COM – Bacapres PDIP Ganjar Pranowo masih menjadi pusat perhatian. Kali ini, mantan Gubernur Jawa Tengah itu disorot bukan karena prestasinya selama memimpin, melainkan soal keterlibatannya dalam tayangan azan di sebuah stasiun televisi.
Tak sedikit yang melayangkan protes terhadap Ganjar maupun pemilik TV yang juga Ketua Umum Perindo, Hary Tanoesoedibjo. Sebab, kemunculan Ganjar dalam video azan di TV itu dianggap bagian dari politik identitas.
Kritik itu salah satunya dari politikus PSI, Ade Armando. Dia meyakini bahwa tayangan azan yang dibintangi Ganjar itu melanggar aturan KPI. Pasalnya, KPI telah melarang penyisipan iklan dalam video azan di TV, termasuk iklan politik.
Hadir di Peluncuran Buku 'Prabowo Subianto Sang Pemersatu Bangsa', Ade Armando: Musuh Saya Sudah Ganti
“Adegan Pak Ganjar itu (masuk masjid, wudhu, dan salat) jelas kampanye politik,” kata Ade Armando melalui video pernyataannya yang diunggah di akun Twitter @adearmando61, disitat Selasa (12/9).
Selain itu, terus Ade, pihak TV yang memuat tayangan azan berisi Ganjar juga melakukan kesalahan. Menurutnya, KPI sudah meminta stasiun TV untuk netral atau tak boleh condong pada salah satu kandidat presiden.
“Jadi kalau ada azan dengan adegan Pak Ganjar salat, mestinya juga ada azan dengan Pak Prabowo (Subianto) dan Pak Anies (Baswedan) salat,” ujar Ade.
Lebih lanjut, Ade Armando menilai sudah sewajarnya bila Ganjar dan kubu pendukungnya dituding mempraktikkan politik identitas. Dia juga menyoroti adegan wudhu Ganjar yang tak sempurna. Ini perihal lengan panjang yang tak digulung, sehingga pencucian tak bisa menjangkau siku tangan.
“Jadi sebaiknya di-drop aja deh, di-take down iklan itu. Sebetulnya tidak perlu lah ada (tayangan Ganjar di azan TV) itu,” pungkas mantan dosen ilmu komunikasi UI itu.
PDIP: Ganjar Pranowo Mampu Jawab Beragam Persoalan Bangsa dan NegaraSentimen: negatif (84.2%)