Warga Kadipaten Kota Jogja Kelola Sampah Organik Melalui Mbah Dirjo
Harianjogja.com Jenis Media: News
Harianjogja.com, JOGJA—Sejumlah warga Kelurahan Kadipaten, Kemantren Kraton, Kota Jogja mulai mengolah sampah organiknya menggunakan Biopori Ala Jogja atau Mbah Dirjo. Program pengolahan sampah tersebut dinilai warga dapat menjadi solusi atas persoalan sampah yang dirasakan warga.
Muhammad Taufik Nurrahman, warga Kelurahan Kadipaten sekaligus Ketua Koordinator Bank Sampah tingkat Kemantren Kraton menyampaikan sejak awal September 2023 warga RT 15, RW 04, Kelurahan Kadipaten mulai mengolah sampah organiknya melalui Mbah Dirjo. Awal bulan tersebut warga melakukan kerja bakti untuk membuat 10 lubang biopori jumbo dengan kapasitas 25 kg per lubang.
BACA JUGA : Gerakan Mbah Dirjo Diklaim Kurangi 30% Produksi
Taufik menilai Mbah Dirjo sebagai program pengolahan sampah yang tengah digencarkan Kota Jogja dapat mengurangi sampah organik rumah tangga dengan baik.
“Sekarang saya sudah terbiasa mengolah sampah rumah tangga secara mandiri,” katanya beberapa waktu lalu.
Metode tersebut cukup mudah dilakukan, bahan pembuatannya juga dinilai mudah ditemukan, sehingga banyak warga telah mulai beralih untuk mengolah sampahnya masing-masing.
“Biopori ini bahannya dari ember bekas cat dengan volume 25 kilogram. Kami tempatkan di halaman rumah warga agar memudahkan warga yang akan membuang sampah organiknya,” katanya.
Pejabat (Pj) Wali Kota Jogja, Singgih Raharjo menyampaikan gerakan Mbah Dirjo merupakan salah satu gerakan pengolahan sampah organik yang diinisiasi oleh Pemkot Jogja. Selain Mbah Dirjo, Pemkot Jogja juga memiliki beberapa program pengolahan sampah lainnya antara lain ember tumpuk, dan lodong sisa dapur (losida).
BACA JUGA : Ada 16 Ribu Biopori di Jogja, Mbah Dirjo Ditargetkan
Melalui berbagai program pengolahan sampah yang telah dijalankan tersebut, per awal September 2023 mampu mengurangi sampah organik hingga 64,7 ton per hari.
Singgih pun mendorong agar semakin banyak masyarakat Kota Jogja yang mengolah sampah organiknya secara mandiri.
“Gerakan ini [Mbah Dirjo] tidak membutuhkan biaya mahal. Dengan peralatan sederhana dan sangat mudah diakses, setiap warga yang berdomisili di Kota Jogja diharapkan turut berkontribusi,” katanya.
BACA JUGA: Panglima TNI Minta Anggota Paspampres Penyiksa Warga Dihukum Mati
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sentimen: negatif (100%)