Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Serang
Kasus: Teroris
Tokoh Terkait
Rusia Ancam AS, Siap-Siap Serangan Nuklir Bak 11 September
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Retorika penggunaan senjata nuklir pasca perang Rusia-Ukraina terus berlanjut. Hal ini dipaparkan sekutu Presiden Vladimir Putin, Dmitry Medvedev.
Dalam akun Telegramnya, Medvedev menyatakan Amerika Serikat (AS) kemungkinan akan mengalami serangan serupa namun dengan senjata nuklir atau biologis. Menurutnya, ini akan dilakukan karena banyak pihak yang tidak senang dengan arogansi Barat.
"Beberapa patah kata menjelang 11 September," muatnya diterjemahkan di akun medsos, X, Minggu (10/9/2023).
"Sepertinya semua orang sudah terbiasa dengan arogansi dan narsisme menjijikkan negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat," tambahnya.
"Saya tidak ingin memberi firasat, namun mereka akan melihat bahwa suatu saat teroris akan melancarkan (kembali) serangan serupa seperti yang terjadi pada 11 September 2001, namun dengan komponen nuklir atau biologis," tegasnya.
"Atau lebih buruk lagi: salah satu pemimpin negara nuklir akan ... mengambil keputusan emosional untuk menggunakan senjata pemusnah massal."
Sebenarnya, ini bukan pertama kali dikatakan Medvedev. Bulan lalu, ia juga melontarkan komentar serupa.
Ia menyatakan bahwa AS dan negara-negara Barat lainnya sedang mendorong dunia semakin dekat ke Perang Dunia III. Medvedev juga sempat memberikan ancaman pengerahan senjata nuklir jika serangan balasan Kyiv yang sedang berlangsung terhadap militernya di Ukraina berhasil.
"Sejujurnya, akan lebih baik jika mereka mendengarnya [sinyal]," kata Medvedev.
"Bagaimanapun, dunia tidak harus menghadapi ancaman Perang Dunia III. Faktanya, di sinilah lawan kita secara aktif mendorong semua orang," ujarnya.
"Tidak akan ada pilihan lain. Jadi musuh kita harus berdoa untuk (kesuksesan) prajurit kita. Mereka memastikan bahwa api nuklir global tidak tersulut," ancamnya.
Medvedev sendiri diketahui sebagai seorang propagandis terkemuka Kremlin. Sebelumnya menjabat sebagai presiden Rusia dari tahun 2008 hingga 2012 dan perdana menteri (pm) dari tahun 2012 hingga 2020,
[-]
-
Jreng! Rusia Mulai Serang AS dan Sekutu NATO
(sef/sef)
Sentimen: negatif (97.7%)