Mutiul Alim | Senin, 11/09/2023 10:20 WIB

Banjir efek Topan Haikui di China (Foto: Reuters)

Beijing, Jurnas.com - Hujan lebat akibat topan di kawasan China bagian selatan menyebabkan banjir di berbagai titik. Untuk sementara, jalanan sulit diakses dan penduduk setempat dievakuasi.

Di daerah pedesaan Bobai, Guangxi, tim evakuasi menyelamatkan penduduk ke tempat yang lebih aman sejak Minggu (10/9). Pasalnya ketinggian banjir sudah mencapai lebih dari dua meter.

Dikutip dari Reuters pada Senin (11/9), hujan lebat di Guangxi akan terus berlanjut selama beberapa hari ke depan.

Topan Haikui sempat melemah menjadi badai tropis di Provinsi Fujian pada 5 September 2023 lalu. Namun, sisa sirkulasinya menyebabkan bencana di China bagian selatan yang berpenduduk padat, termasuk Shenzhen.

Para ilmuwan memperingatkan bahwa topan yang melanda China menjadi lebih intens dan jalurnya menjadi lebih rumit, sehingga meningkatkan risiko bencana, bahkan di kota-kota pesisir seperti Shenzhen yang sering menghadapi topan tropis dan sudah memiliki kemampuan pertahanan banjir yang kuat.

"Topan yang bergerak jauh ke daratan berdampak pada wilayah yang secara historis kurang terkena curah hujan lebat dan angin kencang, seringkali memiliki ketahanan bencana yang lebih rendah, sehingga menyebabkan kerugian yang lebih parah," terang pakar iklim Universitas California, Shao Sun.

"Dalam kasus Shenzhen, bencana ini disebabkan oleh lambatnya pergerakan sisa sirkulasi Haikui ke arah barat, yang posisi spasialnya hampir stagnan dari sore hari 7 September hingga dini hari 8 September, dan efek kereta api terjadi hujan deras yang menyebabkan kejadian melebihi intensitas yang diperkirakan," imbuh dia.

Efek kereta api mengacu pada efek kumulatif dari eberapa sistem awan konvektif yang melintasi suatu wilayah secara berurutan, menghasilkan akumulasi curah hujan yang signifikan dan secara tajam meningkatkan potensi curah hujan lebat atau bahkan ekstrem.