Sentimen
Negatif (99%)
8 Sep 2023 : 03.57
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Liputan di Wilayah Etnis Rohingya, Jurnalis Foto Myanmar Dipenjara 20 Tahun

8 Sep 2023 : 03.57 Views 2

iNews.id iNews.id Jenis Media: Nasional

Liputan di Wilayah Etnis Rohingya, Jurnalis Foto Myanmar Dipenjara 20 Tahun

NAYPYIDAW, iNews.id - Pengadilan Myanmar mengeksekusi jurnalis foto 20 tahun penjara. Jurnalis bernama Sai Zaw Thaike ditangkap saat meliput di Rakhine, wilayah yang banyak dihuni etnis Rohingya.

Rohingya yang beragama Islam mengalami kekerasan oleh militer sejak kudeta di Myanmar pada 2021. Sebagian dari etnis Rohingya melarikan diri ke Bangladesh hingga Malaysia.

Junta militer mengambil alih pemerintahan dari tokoh sipil Aung San Suu Kyi.

Militer menjatuhkan hukuman kepada Ko Sai Zaw Thaike pada sidang pertamanya hari ini, Rabu (6/9/2023), tanpa ada kesempatan membela diri.

Pada tahun 2022, Myanmar menempati peringkat ketiga sebagai negara terburuk dalam penahanan jurnalis di seluruh dunia. Peringkat pertama dan kedua yakni China-Iran.

Menurut data dari Organisasi Jurnalis Internasional memberitakan lebih dari 150 jurnalis telah ditangkap, dan empat pekerja media telah kehilangan nyawa sejak kudeta tersebut.

Kudeta Myanmar terjadi pada tanggal 1 Februari 2021 ketika militer Myanmar, yang dikenal sebagai Tatmadaw, menggulingkan pemerintah terpilih negara itu. Kudeta tersebut mengakhiri periode demokrasi yang relatif baru setelah puluhan tahun pemerintahan militer di Myanmar.

Pada November 2020, Myanmar mengadakan pemilihan umum yang dianggap bebas dan adil, di mana partai Liga Nasional untuk Demokrasi (National League for Democracy, NLD) yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi meraih kemenangan besar. Namun, militer menolak hasil pemilihan ini dengan alasan kecurangan pemilihan yang tidak terbukti.

Pada tanggal 1 Februari 2021, militer menangkap pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan sejumlah pejabat pemerintah. Kemudian, militer mengumumkan bahwa mereka telah mengambil alih kendali pemerintahan dan menunjuk seorang jenderal senior, Min Aung Hlaing, sebagai pemimpin negara.

Kudeta ini memicu protes massal di seluruh Myanmar, dengan demonstran yang menuntut kembalinya pemerintahan sipil, pembebasan tahanan politik, dan pemulihan demokrasi. Militer merespons protes dengan keras, menggunakan tindakan keras seperti penahanan massal, tindakan represif, dan pembatasan komunikasi.

Editor : Muhammad Fida Ul Haq

Follow Berita iNews di Google News

Bagikan Artikel:

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews.id tidak terlibat dalam materi konten ini.



Sentimen: negatif (99.6%)