Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Semarang, Bogor
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Cak Imin Buka Suara soal Isu Khianati Gus Dur: Saya Justru Dikudeta
Keuangan News Jenis Media: Nasional
KNews.id – Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin membantah anggapan yang menyebut dirinya berkhianat terhadap Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, di internal PKB.
Menurutnya, narasi itu selalu berkembang setiap lima tahun saat pemilu.
“Selalu muncul, setiap pemilu selalu dimunculkan, dibesarkan, tentu musiman lah saya bilang. Tetapi tuduhan saya berkhianat itu sama sekali tidak beralasan,” kata Cak Imin dalam tayangan wawancara khusus bersama Mata Najwa.
Ia mengatakan bahkan ada narasi yang menyebut dirinya mengkudeta Gus Dur. Alih-alih mengkudeta, ia mengklaim bahwa dirinya adalah korban kudeta saat diberhentikan sebagai Ketua Umum PKB.
“Bahkan ada yang bilang saya kudeta, yang benar adalah justru saya dikudeta, dikudeta oleh orang-orang yang kemudian Gus Dur memberhentikan saya,” katanya.
Pada 2005, Cak Imin terpilih menjadi Ketum PKB baru dalam Muktamar yang diselenggarakan di Semarang. Sementara Gus Dur ditetapkan sebagai Ketua Dewan Syura.
Tiga tahun berselang, pada 2008, Ali Masykur Musa ditetapkan sebagai Ketua Umum DPP PKB berdasarkan hasil rapat antara Gus Dur selaku Ketua Dewan Syura PKB dan tim asistensi dalam Muktamar Luar Biasa PKB di Parung, Bogor, Jabar. Posisi Sekjen PKB saat itu diemban oleh putri Gus Dur, Yenny Wahid.
Menurut Cak Imin, saat itu ia ikhlas menerima keputusan tersebut. Cak Imin pun mengaku tidak ikut campur ketika PKB di bawah kepemimpinan Ali Masykur dan Yenny Wahid.
“Satu-satunya ketua umum yang dipecat Gus Dur tidak melawan hanya saya, bahkan setelah saya serahkan, kemudian kepemimpinan diambilalih oleh Ali Masykur sebagai Wakil Ketua Umum dan Yenny sebagai Sekjen,” kata dia.
“Terjadi kepemimpinan lebih kurang satu tahun, dan saya tidak ikut-ikut, saya kembali jadi salah satu ketua. Dalam proses kepemimpinan Ali Masykur dan Yenny inilah hasil kudeta terhadap saya,” imbuhnya.
Ia mengatakan kepemimpinan Ali dan Yenny saat itu dipandang tidak legitimate oleh KPU lantaran Ali bukan ketua umum resmi.
“Bukan Ketum, maka harus ganti Ketum supaya bisa daftar ke KPU, karena harus daftar ke KPU maka yang sah di KPU adalah tanda tangan saya sebagai Ketum dan Yenny Sekjen,” katanya.
Menurutnya, saat itu kemudian dicoba untuk mencari titik temu antara kubu Ali Masykur-Yenny dengan Cak Imin agar PKB tetap bisa mendaftar sebagai peserta pemilu. Namun, kata dia, tidak ada titik temu yang didapatkan.
“Karena tidak bisa terjadi (titik temu), kita cari jalan, supaya PKB bisa daftar, jalan yang paling singkat itu apa? Legalitas, legalitas atas kepemimpinan, nah saya ketum tanda tangan sendiri dengan wakil sekjen tidak mungkin, Ali Masykur Wakil ketua umum tanda tangan dengan Sekjen, enggak bisa diterima KPU, dicoba gagal,” katanya.
“Begitu gagal kita cari jalan, satu satunya jalan adalah pengangkatan Yenny sebagai sekjen itu tidak sah, karena Yenny diangkat bukan muktamar, Yenny diangkat sebagai Sekjen di tengah jalan. Pergantian itu lah berkonsekuensi agak ribet segala macam,” imbuhnya.
Yenny kemudian digantikan oleh sekjen sebelumnya, yaitu Lukman Edy. Menurutnya, saat itu KPU menerima pendaftaran PKB sebagai peserta pemilu. Imin lantas menceritakan momen dirinya dipanggil oleh Gus Dur. Saat itu, menurutnya Gus Dur merasa kaget lantaran dirinya mau diberhentikan dengan ikhlas sebagai Ketua Umum PKB.
“Yang kemudian sampai hampir gagal ikut pendaftaran itu, Gus Dur manggil saya, ‘Saya gak nyangka kamu mau saya berhentikan…ya sudah kamu buat surat pengunduran diri sekarang, ini sudah ada drafnya’. Siap saya tanda tangan surat pengunduran diri, agar semua smooth,” katanya.
(Zs/CNN)
Sentimen: positif (86.5%)