Habib Syakur: Nama Besar NU Tidak Boleh Diklaim oleh Capres & Cawapres
Gatra.com Jenis Media: Nasional
Jakarta, Gatra.com - Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid mendukung ketegasan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya yang menyatakan tidak ada satupun calon Presiden atau wakil Presiden atas nama Nahdlatul Ulama (NU).
Habib Syakur menyinggung bahwa nama besar NU selalu diseret-seret setiap menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres). Ia menegaskan bahwa NU tidak selayaknya dimanfaatkan untuk kepentingan sesaat seperti halnya Pilpres.
“Dasar mereka ini kepentingan sesaat dan tidak pernah merawat Nahdliyin,” Habib Syakur kepada Gatra.com, Senin (4/9).
Lebih lanjut, Habib Syakur menegaskan bahwa pada prinsipnya NU tidak mendukung pihak mana pun dalam kontestasi politik. Pasalnya NU sendiri memiliki misi untuk terus menjaga persatuan bangsa.
“NU itu bersikap netral tidak mendukung dan didukung oleh Capres dan Cawapres mana pun karena NU itu memikirkan keutuhan bangsa,” jelasnya.
Menurut Habib Syakur, meski tokoh dari NU maju dalam kontestasi politik, figur itu tidak selayaknya membawa-bawa NU terlebih mengklaim mewakili NU. Ia pun menegaskan bahwa Muhaimin Iskandar tidak mewakili NU.
“Muhaimin Iskandar itu tidak mewakili NU. Walaupun ia adalah salah satu dari keturunan dari Kyai Haji Bisri Syansuri, dia tidak mewakili NU secara keseluruhan. NU kultural sendiri tidak bisa menyatakan bahwa Muhaimin Iskandar mewakili NU.” jelasnya.
Menyikapi kontestasi Pilpres, Habib Syakur mengingatkan warga Nahdliyin untuk tidak terpengaruh dengan dinamika politik saat ini yang ia perkirakan akan kian kuat membawa nama NU.
Di samping itu, Habib Syakur meminta PBNU untuk menindak tegas oknum-oknum yang berada di struktur kepengurusan NU yang terbukti memanfaatkan NU untuk kepentingan politik kelompoknya.
“Harus diberikan sanksi dikeluarkan dari kepengurusan karena sudah melakukan pengkhianatan terhadap para Pendiri NU. NU adalah organisasi kultural yang tegak lurus mewujudkan keutuhan bangsa,” tegasnya.
Sebelumnya Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyatakan tidak ada satupun calon Presiden atau wakil Presiden atas nama Nahdlatul Ulama (NU). Gus Yahya juga menegaskan bahwa secara struktural maupun kultural NU, kiai-kiai NU juga tidak akan memberikan dukungan kepada calon tertentu.
“Jangan ada calon mengatasnamakan NU. Kalau ada calon itu atas nama kredibilitasnya, atas nama perilakunya sendiri-sendiri bukan atas nama NU," kata Gus Yahya dalam konferensi persnya di Kantor PBNU Jakarta, Sabtu (2/9).
"Kalau ada klaim, kiai-kiai NU merestui itu sama sekali tidak betul. Selama ini tidak ada pembicaraan terkait calon Presiden atau wakil Presiden," tambahnya.
18
Sentimen: positif (99.1%)