Sentimen
3 Sep 2023 : 18.37
Soal Tudingan Pengkhianat, Pengamat Singgung Desakan Demokrat ke Anies
Medcom.id Jenis Media: News
3 Sep 2023 : 18.37
Jakarta: Pendiri Sabang Merauke Circle Syahganda Nainggolan menyinggung Partai Demokrat yang beberapa kali mendorong Anies Baswedan mengumumkan cawapresnya. Meskipun, Demokrat selalu bilang di depan publik tidak penting bila ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono, menjadi cawapres atau tidak.
"Itu sama saja bohong karena ketika mengumumkan (cawapres Anies) cepat, yang available waktu itu tidak ada pilihan kecuali AHY," ujar dia dalam diskusi virtual Crosscheck Metrotvnews.com bertajuk "Koalisi Perubahan Ikhlas Berjuang Bukan Bagi-bagi Kekuasaan," Minggu, 3 September 2023.
Ia juga menilai tudingan Partai Demokrat ke Partai NasDem soal pengkhianat dinilai berlebihan. Tuduhan tersebut muncul setelah bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan menyepakati Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai pendampingnya.
"Tuduhan pengkhianatan itu tuduhan sangat serius. Saya agak kecewa dengan Demokrat memakai diksi terlalu ekstrem," kata dia.
Syahganda meminta Demokrat menarik kembali ucapan tersebut. Sebab, mereka seolah melupakan perjuangan mempertahankan koalisi dengan jerih payah bersama.
"Demokrat mau diambil alih (Kepala Staf Presiden) Moeldoko, NasDem (eks) sekjen (sekretaris jenderal Johnny G Plate) jadi tersangka," tutur dia.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya menilai keputusan menjaring Cak Imin sebagai pengkhianatan. Khususnya pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang diteken Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat.
"Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan; pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga Parpol; juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan," ujar kata Riefky melalui keterangan tertulis, Kamis, 31 Agustus 2023.
Saksikan selengkapnya Crosscheck Metrotvnews.com bertajuk "Koalisi Perubahan Ikhlas Berjuang Bukan Bagi-bagi Kekuasaan,"
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
"Itu sama saja bohong karena ketika mengumumkan (cawapres Anies) cepat, yang available waktu itu tidak ada pilihan kecuali AHY," ujar dia dalam diskusi virtual Crosscheck Metrotvnews.com bertajuk "Koalisi Perubahan Ikhlas Berjuang Bukan Bagi-bagi Kekuasaan," Minggu, 3 September 2023.
Ia juga menilai tudingan Partai Demokrat ke Partai NasDem soal pengkhianat dinilai berlebihan. Tuduhan tersebut muncul setelah bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan menyepakati Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai pendampingnya.
-?
- - - -"Tuduhan pengkhianatan itu tuduhan sangat serius. Saya agak kecewa dengan Demokrat memakai diksi terlalu ekstrem," kata dia.
Syahganda meminta Demokrat menarik kembali ucapan tersebut. Sebab, mereka seolah melupakan perjuangan mempertahankan koalisi dengan jerih payah bersama.
"Demokrat mau diambil alih (Kepala Staf Presiden) Moeldoko, NasDem (eks) sekjen (sekretaris jenderal Johnny G Plate) jadi tersangka," tutur dia.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya menilai keputusan menjaring Cak Imin sebagai pengkhianatan. Khususnya pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang diteken Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat.
"Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan; pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga Parpol; juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan," ujar kata Riefky melalui keterangan tertulis, Kamis, 31 Agustus 2023.
Saksikan selengkapnya Crosscheck Metrotvnews.com bertajuk "Koalisi Perubahan Ikhlas Berjuang Bukan Bagi-bagi Kekuasaan,"
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
(END)
Sentimen: negatif (99.2%)