Sentimen
Positif (99%)
2 Sep 2023 : 20.17
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Tokoh Terkait

Ketua PBNU Tegaskan tidak Ada Satu pun Capres-Cawapres Atas Nama NU

3 Sep 2023 : 03.17 Views 1

Rakyatku.com Rakyatku.com Jenis Media: News

Ketua PBNU Tegaskan tidak Ada Satu pun Capres-Cawapres Atas Nama NU

KH Yahya Cholil Staquf (Foto: NU Online)

Gus Yahya menegaskan bahwa calon-calon yang mencalonkan diri harus melakukannya atas nama kredibilitas dan perilaku pribadi mereka sendiri, bukan atas nama NU.

RAKYATKU.COM -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, yang akrab disapa Gus Yahya, telah dengan tegas memastikan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) tidak akan mendukung atau mencalonkan calon Presiden atau Wakil Presiden atas nama NU.

Pernyataan ini dikeluarkan dalam keterangan persnya di Kantor PBNU Jakarta pada Sabtu, (2/9/2023).

Gus Yahya menegaskan bahwa calon-calon yang mencalonkan diri harus melakukannya atas nama kredibilitas dan perilaku pribadi mereka sendiri, bukan atas nama NU.

Baca Juga : PBNU Siap Tampung Santri Al-Zaytun Pasca Penetapan Tersangka Panji Gumilang

“Jangan ada calon mengatasnamakan NU. Kalau ada calon itu atas nama kredibilitasnya, atas nama perilakunya sendiri-sendiri bukan atas nama NU," kata Gus Yahya dikutip dari NU Online.

Secara struktural kata Gus Yahya, NU dan para kiai-kiai NU juga tidak akan memberikan dukungan resmi kepada calon tertentu.

"Kalau ada klaim, kiai-kiai NU merestui itu sama sekali tidak betul. Selama ini tidak ada pembicaraan terkait calon Presiden atau Wakil Presiden," ungkap Gus Yahya.

Baca Juga : Awal Ramadan Muhammadiyah dan NU Bisa Sama, Idulfitri Berpotensi Berbeda

Bagi warga NU yang ingin mencalonkan diri, Gus Yahya mendorong mereka untuk berjuang melalui partai politik, bukan melalui NU.

Dia mengingatkan bahwa NU memiliki banyak warga, dan survei Alfara menunjukkan bahwa 52,9 persen dari populasi Muslim Indonesia mengaku sebagai anggota NU.

Gus Yahya juga menekankan bahwa warga NU saat ini sangat cerdas dan tidak dapat dimanipulasi untuk memenuhi ambisi calon tertentu.

Baca Juga : Satu Abad NU, Menag Yaqut Apresiasi Perjuangan Tokoh dan Pesantren

Dia mencatat perubahan dalam mindset warga NU yang dahulu dianggap "kebo" (lamban) dan menegaskan bahwa warga NU sekarang telah cerdas dan mampu menilai karakter calon pemimpin.

Terakhir, Gus Yahya menjelaskan bahwa keputusan Muktamar NU adalah bahwa NU sebagai lembaga tidak akan terlibat dalam mendukung atau menjadi pesaing dalam arena politik.

 

Sentimen: positif (99.8%)