Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Semarang, Banjarmasin
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Dulu Bandara di RI Luber Penumpang, Kini Pesawatnya Kurang
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Industri penerbangan Indonesia tengah menghadapi situasi keterbatasan pesawat selama beberapa tahun terakhir bahkan masih berlanjut. Di sisi lain, pertumbuhan jumlah penumpang semakin banyak dari waktu ke waktu.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengungkapkan jumlah penumpang saat ini sudah hampir seperti sebelum pandemi. Kondisi ini bila dibiarkan akan menjadi persoalan serius.
Ia mengingat kembali bahwa pernah terjadi kapasitas bandara tidak menampung pengguna jasa transportasi udara. Sebelum pandemi Covid, persoalannya ketimpangan kapasitas jumlah penumpang yang dilayani jauh lebih tinggi dari kapasitas bandara. Alhasil, terjadi kesesakan di bandara-bandara terutama di kota besar seperti Jakarta dan lainnya.
"Di 2017 banyak pertanyaan gimana solusi dari tingginya pertumbuhan traffic penumpang. Saat itu Bandara Semarang penumpangnya sudah 4,4 juta, tapi kapasitas 850 ribu per tahun, Bandara Adisucipto kapasitas 1,5 juta, tapi penumpang 8,7 juta, Bandara Banjarmasin penumpang sudah 4,7 juta tapi kapasitas 3 juta. Hampir di seluruh bandara alami problem lack of capacity," katanya Rabu (30/8/23).
Mengatasi hal itu, operator menambah jumlah kapasitas bandara menjadi lebih besar. Pada 2017, AP I mengembangkan kapasitas untuk seluruh bandaranya. Hasilnya di awal tahun 2020 kapasitas seluruh bandara AP I sudah naik menjadi 132 juta penumpang. Namun, masalah lain muncul, pandemi Covid-19 datang sehingga jumlah penumpang tiba-tiba anjlok.
"Hampir seluruh bandara yang ditingkatkan sudah diselesaikan, tinggal Makassar yang belum selesai. Namun Covid muncul sehingga penumpang drop signifikan. Namun posisi sekarang kapasitasnya sudah 135 juta di seluruh bandara yang kita kelola, penumpang levelnya di 52 juta dan diproyeksikan bisa mencapai 70 juta. Jadi isu lain gimana me-manage kapasitas kita," kata Faik.
Saat ini kondisinya mulai membaik, dimana pengguna jasa sudah terus meningkat. Bukan hanya dari segmen penumpang, namun juga kargo.
"Komposisi domestik 80%, internasional 20%. Jumlah penumpang Januari 2023 sudah naik 27%. Top traffic didominasi Denpassar, Makassar, Balikpapan, bahkan traffic Makassar dan Balikpapan sudah di atas 2019. Juli 2023 operasional dari passenger maupun cargo sudah di atas tahun lalu," sebut Faik.
Ketika bandara sudah mulai siap menampung penumpang, masalah lain justru muncul yakni keterbatasan pesawat. Banyak lessor menarik pesawat karena maskapai tidak mampu membayar sewa. Meski permintaan sudah mulai naik, namun tidak semua maskapai berani langsung menyewa banyak pesawat baru karena memerlukan investasi tidak sedikit.
"Untuk pesawat bukan baru, kendalanya juga kondisi keuangan rata-rata maskapai yang belum sehat. Untuk mendapatkan sewa dari lessor karena harus menyiapkan deposit sewa, training crew, tingkat pendapatan ekonomis yang belum tercapai maupun keterbatasan modal untuk ekspansi," kata Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto kepada CNBC Indonesia, Jumat (9/1/23).
[-]
-
Ini Kronologi Pistol Bos BUMN Meletus di Bandara(hoi/hoi)
Sentimen: positif (86.5%)