Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Surabaya, Pasuruan
Tokoh Terkait
Elektabilitas Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jatim 2024 Tinggi, Duet Lagi?
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Kepemimpinan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Dardak akan segera berakhir. Sejumlah lembaga survei sudah merilis elektabilitas tokoh yang digadang-gadang maju dalam Pilgub Jatim 2024.
Dalam survei Surabaya Survey Center (SSC) dari 20 sampai 30 Juni 2023 di Kecamatan Kota Surabaya, beberapa nama membayang-bayangi nama Khofifah. Salah satu kandidat terkuat yang membuntutinya adalah eks Wali Kota Surabaya yang saat ini menjabat sebagai Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma.
Dalam survei SSC, elektabilitas Khofifah mencapai 36,3 persen, dibayang-bayangi Risma yang memperoleh 19,8 persen, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi elektabilitasnya 18,4 persen, dan Emil Dardak 11,3 persen.
Peneliti SSC Surokim Abdussalam mengatakan, angka 36 persen untuk seorang petahana bukan angka yang aman. Menurutnya, Risma, Eri, dan Emil Dardak akan menjadi penantang serius.
"Apalagi jika tidak ada program-program terobosan yang bisa merebut hati pemilih," tuturnya pertengahan Juli 2023 lalu.
Emil bayang-bayangi KhofifahSementara dalam survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) pada 5 sampai 12 September 2022 terhadap 1.200 responden menggunakan metodologi random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen, nama Emil Dardak membayang-bayangi Khofifah. Dalam survei itu, elektabilitas Emil berada di posisi dua dengan elektabilitas mencapai 11,50 persen, sedangkan Khofifah di urutan pertama dengan 37,25 persen.
Selanjutnya, Risma berada di posisi tiga dengan 8,10 persen, Azwar Anas 5,50 persen, dan Wakil Ketua DPRD Jatim Anwar Sadad 4,70 persen. Adapun Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul yang pernah bertarung melawan Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2018 ada di posisi 8 dengan elektabilitas 3,5 persen.
"Saat ini, elektabilitas Khofifah masih dominan, belum ada calon atau nama lain yang mendekati elektabilitas Khofifah," tutur Direktur ARCI Baihaki Sirajt, pertengahan September 2022.
Duet potensialPasangan Khofifah-Emil Dardak masih berpotensi melanjutkan masa jabatan sebagai gubernur dan wakil gubernur. Direktur SSC Mochtar W Oetomo berujar, elektabilitas Khofifah dalam Pilgub Jatim 2024 sebesar 34,2 persen.
Sementara Emil Dardak, elektabilitasnya sebagai calon Wakil Gubernur Jatim mencapai 35,8 persen. "Emil elektabilitasnya 35,8 persen itu tinggi dan di atas nama-nama lainnya."
Survei tersebut dilakukan SSC dari 25 Juli 2023 sampai 3 Agustus 2023 di 38 kabupaten dan kota seluruh Jatim, dengan 1.200 responden. Survei tersebut menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Kepuasan warga JatimDalam survei yang dilakukan ARCI dari 25 April 2023 sampai 4 Mei 2023, tingkat kepuasan masyarakat Jatim terhadap kepemimpinan Khofifah mencapai 82,7 persen. Survei terseut dilakukan terhadap 1.249 responden yang merupakan warga Jatim dan memiliki hak pilih.
Menggunakan metode multistage random sampling, margin of error survei itu kurang lebih 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Ke mana Khofifah melangkah?Kendati memiliki elektabilitas tinggi untuk melanjutkan kembali masa baktinya di Jatim, sejumlah partai politik sudah mendekati Khofifah dan menyampaikan tawaran. Dia bahkan digadang-gadang menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres).
Dia pun mengungkapkan langkah yang akan diambil, tetap di Jatim atau melangkah ke Jakarta. "Saya akan sowan minta pendapat dan nasihat para ulama, para kiai."
Seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Negara Jakarta, pada Kamis, 10 Agustus 2023, eks Menteri Sosial itu mengungkapkan, masih menanti rekomendasi dari para ulama ihwal langkah selanjutnya setelah masa jabatannya sebagai gubernur berakhir pada Desember 2023.
“Kan ada pertemuan-pertemuan yang secara reguler dilakukan oleh para ulama-ulama, kiai-kiai di Jawa Timur," ujarnya, "dan belum sampai kepada posisi final bagaimana sesungguhnya rekomendasi untuk saya terutama.”
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), tuturnya, selama ini selalu memberi kesempatan pada setiap kader menyampaikan aktualisasi politiknya. Di samping itu, komunikasi dengan pelbagai partai di daerah selama ini baik.***
Sentimen: positif (98.4%)