Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Jabodetabek
Tokoh Terkait
Brigadir Yosua Hutabarat
Jembatan Baru Ini Raih MURI karena Dibuat dari Beton Setara 5 Kali Pesawat Airbus A-380, Padahal Salah Desain!
Ayobandung.com Jenis Media: Nasional
LENGKONG, AYOBANDUNG.COM - Jembatan lengkung menjadi salah satu keajaiban teknik sipil yang menggabungkan keindahan artistik dengan kekuatan struktural.
Namun, tak selamanya segala kemegahan teknologi berpadu harmonis dengan fungsionalitas.
Salah satu contohnya adalah Jembatan Lengkung LRT Jabodetabek yang baru-baru ini mendapat sorotan karena masalah desain yang tak terduga.
Rekor MURI dan Kejutan yang Tak Diinginkan
Jembatan Lengkung LRT Jabodetabek awalnya merupakan sebuah prestasi membanggakan. Dibangun dengan menggunakan beton seberat lima kali pesawat Airbus A-380, jembatan ini berhasil meraih rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas prestasi tersebut.
Dengan panjang mencapai 148 meter dan radius lengkung sepanjang 115 meter, jembatan ini memang merupakan sebuah konstruksi yang mengesankan. Namun, dibalik prestasi tersebut terungkaplah sebuah kejutan yang tak diinginkan.
Baca Juga: Hakim MA Nilai Ferdy Sambo Benar-benar Ingin Brigadir J Tewas di Tangannya Sendiri, Hal Ini Jadi Bukti Kuat!
Jembatan yang menghubungkan Gatot Subroto dan Kuningan ini memiliki desain yang terbukti tidak optimal.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, mengungkapkan bahwa jembatan ini sebenarnya mengalami kesalahan dalam proses perencanaan.
Kontraktor utama, yaitu Adhi, diketahui tidak melakukan pengujian terhadap sudut kemiringan jembatan yang sangat penting untuk kelancaran perjalanan kereta.
Tantangan Tikungan Sempit dan Kecepatan Terbatas
Hasil dari kesalahan desain tersebut membuat jembatan lengkung ini menjadi tantangan tersendiri bagi operasional jalur kereta. Tikungan yang sempit dan sudut kemiringan yang tidak ideal menyebabkan kereta harus melambat saat melewati jembatan ini.
Kecepatan maksimal yang seharusnya bisa dicapai oleh kereta harus dibatasi hanya hingga 20 km/jam. Sebuah pembatasan yang jelas tidak diinginkan dalam pengoperasian sebuah sistem transportasi modern.
Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan bahwa kelambatan ini terjadi karena tikungan yang tidak memungkinkan kereta melaju dengan kecepatan normal. Kereta harus melalui tikungan tersebut dengan sangat hati-hati agar tetap aman dan tidak menimbulkan risiko lebih lanjut.
Ini tentu saja adalah situasi yang kontraproduktif dalam upaya meningkatkan efisiensi dan kecepatan transportasi publik.
Baca Juga: Penghapusan Tenaga Honorer Bukan Tanggal 28 November 2023, melainkan di Bulan Ini, Ada Waktu untuk Siap-Siap
Dari Pujian Presiden Jokowi ke Tantangan Perbaikan
Jembatan Lengkung LRT Jabodetabek sebenarnya sempat menjadi banggaan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Proyek ini dianggap sebagai prestasi rumit karena harus melintasi flyover dan melengkung pada ketinggian tertentu. Namun, dampak dari kesalahan desain telah memaksa pemerintah untuk menghadapi tantangan perbaikan.
Meski jembatan ini masih memiliki rekor MURI dengan beban axial static loading test terbesar dan sebagai jembatan kereta box beton lengkung dengan bentang terpanjang, tetap saja ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Menhub Budi Karya Sumadi mencoba untuk melihat sisi positif, menyebut bahwa meskipun jembatan ini belum beroperasi dengan maksimal, tetapi setidaknya LRT Jabodetabek memiliki satu-satunya jembatan yang panjang dan menikung.
Arah Perbaikan dan Harapan Masa Depan
Sekarang, yang menjadi fokus adalah mencari solusi untuk mengatasi masalah desain yang ada. Pengoptimalan sudut kemiringan dan perubahan pada tikungan jembatan akan menjadi langkah-langkah krusial dalam memastikan operasional yang lancar dan aman bagi LRT Jabodetabek.
Baca Juga: Nominal Besaran Gaji Pensiunan PNS Bulan September, Sebelum Diterapkan Skema Baru, Jadi Berapa?
Dengan demikian, jembatan ini dapat menjadi bagian yang efisien dalam infrastruktur transportasi yang semakin penting dalam kehidupan perkotaan.
Meskipun menghadapi tantangan, ada harapan bahwa masalah ini akan menjadi pelajaran berharga untuk proyek-proyek masa depan.
Keberhasilan dalam mengatasi masalah ini akan menggarisbawahi pentingnya pengujian yang menyeluruh dan perencanaan yang cermat dalam proyek-proyek infrastruktur yang kompleks.
Jembatan Lengkung LRT Jabodetabek mungkin telah mengalami kesalahan dalam perjalanan pembuatannya, namun dengan tekad yang kuat, masa depannya masih bisa menjadi bagian penting dalam meningkatkan mobilitas perkotaan. ***
Sentimen: positif (94.1%)