Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: Paspampres
Tokoh Terkait
Ketika Danpaspampres Ditegur karena Bergaul dengan Presiden yang Sudah Lengser
Okezone.com Jenis Media: Nasional
JAKARTA - Endriartono Sutarto, kala itu berpangkat Mayjen TNI menjabat Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspamres). Ia harus berurusan dengan Letjen TNI (Purn) Sintong Panjaitan, salah satu prajurit yang disegani di Korps Pasukan Khusus (Kopassus) dan TNI Angkatan Darat (AD).
Melansir Sindonews, berawal saat Presiden Soeharto akan lengser. Saat itu, Sintong menjabat sebagai Penasihat Wakil Presiden bidang Hankam. Ketika kekuasaan beralih dari Soeharto ke BJ habibie, Sintong memang dipercaya menjabat Penasihat Presiden Bidang Hankam.
Panglima Angkatan Bersenjata (Pangab) Wiranto pun mengeluarkan suatu statement bahwa dirinya mendukung BJ Habibie sebagai Presiden RI yang baru dan menjaga keselamatan Soeharto sebagai mantan Presiden.
Saat Sintong bertemu Wiranto, ia menyatakan pernyataan tersebut tepat. Sebab, setelah presiden diganti, kiblat Wiranto beralih kepada Presiden baru.
Menurutnya, jangan seperti di negara-negara Afrika. Setelah presiden diganti, masih banyak anggota militer yang berkiblat kepada mantan Presiden.
Sikap tersebut dapat menimbulkan perbedaan pendapat yang dapat menuju arah perpecahan. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Sintong, ternyata pada bulan pertama dan bulan kedua setelah Soeharto tidak menjabat sebagai Presiden masih kerap bergaul dengan Paspampres.
Follow Berita Okezone di Google News
Soeharto masih sering berkumpul dengan para perwira Paspampres untuk latihan menembak, berbincang-bincang, makan bersama dengan mereka di asrama. Mendengar situasi tersebut, Sintong yang kesal kemudian menegur Danpaspampres Mayjen TNI Endriartono Sutarto.
"Eh, Tok, saya rasa kunjungan Soeharto ke Paspampres, perlu dihentikan. Kalau beliau sudah berhenti sebagai Presiden kalian jangan terlalu dekat," ujar Sintong dikutip dari buku Perjalanan Sintong Panjaitan Perjalanan Prajurit Para Komando.
Sintong menilai tidak elok Paspampres berkomunikasi atau bergaul akrab dengan mantan Presiden di asrama, sedangkan pimpinan negara sudah dipegang oleh Presiden baru. Hal tersebut akan menimbulkan pandangan negatif bukan saja bagi Paspampres tetapi juga terhadap diri Soeharto.
Sintong meminta kepada Mayjen Endriartono Sutarto agar Soeharto tidak melakukan latihan menembak lagi di asrama Paspampres. Beberapa bulan kemudian, Sintong ternyata mendapat laporan lagi bahwa Soeharto sedang melakukan latihan menembak bersama para perwira di asrama Paspampres.
"Wah, ini tidak benar," kata Sintong. Kemudian Sintong melaporkan hal itu kepada Presiden BJ Habibie.
Sintong menyarankan agar Endriartono Sutarto yang sudah menjabat Danpaspampres pada waktu Presiden masih dijabat oleh Soeharto agar diganti untuk penyegaran. Presiden BJ Habibie menyetujui saran itu lalu memerintahkan kepada Wiranto agar mengganti Danpaspampres.
Namun, penggantian jabatan Endriartono Sutarto sebagai Danpaspampres bukan merupakan hukuman meski ia melakukan tindakan yang kurang tepat. Pasalnya, Pangab Jenderal Wiranto memutuskan Endriartono Sutarto malah naik jabatan menjadi Asisten Operasi Panglima ABRI.
Sebab, BJ Habibie sudah mempercayakan keputusan yang menyangkut masalah ABRI sepenuhnya berada di tangan Pangab, jadi Presiden tidak ikut campur tangan.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Sentimen: netral (49.2%)