FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Maraknya serangan terhadap kelompok aktivis yang kini berada di barisan pendukung Prabowo Subianto, Barisan Rakyat (Barak) 08 yang digawangi sejumlah aktivis pergerakan justru menanggapinya dengan tenang.

Menurut Ketua Umum Barak 08 Marthin Sinaga banyak aktivis memilih mendukung Prabowo karena Ketum Gerindra tersebut lebih mengedepankan persatuan.

"Sejak awal misi pergerakan adalah bagaimana membangun narasi persatuan. Ini menjadi sangat penting di tengah kondisi global yang tidak menentu dan kesempatan kita mewujudkan Indonesia Emas 2045," ujarnya melalui pesan singkat, Jumat (25/8/2023)

Lebih lanjut, Marthin menegaskan bahwa narasi persatuan tidak mungkin terwujud jika kita membiarkan diri terjebak pada masa lalu dan menisbikan masa depan.

BARAK 08 menyayangkan jika Pemilu dimulai dengan prasangka buruk yang dapat mengulang fenomena 2014 dan 2019 lalu.

"Bayangkan jika kita harus kembali pada 2014 dan 2019 di mana wacana kebencian merebak di mana-mana. Apa kita mau mengulanginya?" tuturnya.

"Beruntung pasca kontestasi 2019 Pak Jokowi dan Pak Prabowo berhasil melakukan rekonsiliasi. Setelah itu dunia dilanda krisis, termasuk Indonesia yang harus berjuang melawan Covid 19," lanjut Marthin.

Dia juga membeberkan Ketua Umum Partai Gerindra sempat dicurigai bisa menimbulkan kegaduhan dari dalam di tengah ancaman krisis.

"Nyatanya beliau justru menunjukkan komitmen luar biasa untuk bersama dengan Jokowi memimpin bangsa keluar dari krisis. Hasilnya Covid terlewati dan ekonomi Indonesia termasuk yang paling stabil diterjang badai," papar Marthin.

Mantan loyalis Jokowi ini juga menyebut saat pandemi Covid-19 menjadi pelajaran pentingnya persatuan bangsa saat krisis menerjang. Dan saat ini ancaman krisis global di depan mata.

"Masa kita mau berperang sendiri dengan saling menyerang?" lanjut Marthin.

Hal ini diakuinya menjadi inspirasi yang membuat banyak kelompok aktivis termasuk BARAK 08 memberi dukungan kepada Prabowo.

"Banyak kok aktivis yang mendukung Prabowo. Bahkan belum semua mendeklarasikan secara terbuka," ungkapnya

Sebelumnya banyak aktivis mendapat kritik publik karena mengambil pilihan mendukung Prabowo Subianto yang berlatar belakang militer dan terlibat kejahatan HAM pada 1998. Terakhir kecaman semakin menjadi saat Budiman Sudjatmiko mendeklarasikan dukungannya, Jumat (18/8/2023). (Pram/Fajar)