Sentimen
Positif (91%)
23 Agu 2023 : 19.06
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Tesla

BUMN: Perum BULOG

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Cipinang, Penggilingan

Tokoh Terkait

Termasuk Petaka India, Ini 4 Penyebab Harga Beras 'Menggila'

24 Agu 2023 : 02.06 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Termasuk Petaka India, Ini 4 Penyebab Harga Beras 'Menggila'

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga beras terus merangkak naik, terutama sejak bulan Juni 2023. Setelah sebelumnya sempat melandai di bulan Mei-Juni 2023.

Ternyata penyebabnya bukan hanya 'petaka' beras India yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan. Menyusul kebijakan pemerintah tersebut yang melarang ekspor beras non-basmati. Sejumlah negara dikabarkan terkena dampak kebijakan yang diklaim untuk meredakan laju kenaikan harga beras di India tersebut, diantaranya Singapura dan Kanada.

Lalu apa saja pemicu lonjakan harga beras di dalam negeri?

-

-

Panel Harga Badan Pangan menunjukkan, harga beras melanjutkan kenaikan sejak bulan Agustus 2022 lalu. Sejak saat itu, harga beras medium, secara rata-rata nasional di tingkat pedagang eceran, terus menanjak meninggalkan level Rp10.000-an, sampai saat ini.

Pada 22 Agustus 2023, harga beras medium tercatat cetak rekor lagi, naik Rp20 ke Rp12.110 per kg. Sementara beras medium bergerak di level harga Rp13.780 per kg.

Harga tersebut adalah rata-rata nasional harian di tingkat pedagang eceran.

Secara rata-rata bulanan, harga beras medium saat ini adalah Rp12.010 per kg, jauh di atas rata-rata bulan Agustus 2022 yang tercatat di Rp10.780 per kg. Begitu juga beras premium, saat ini di Rp13.670 per kg, padahal Agustus 2022 masih di Rp12.310 per kg.

Di tingkat produsen, harga beras medium di penggilingan tercatat turun Rp10 jadi Rp10.840 per kg. Sedangkan harga beras premium di penggilingan naik Rp50 ke Rp12.020 per kg.

Begitu juga dengan harga gabah tercatat naik.

Harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani naik Rp20 ke Rp5.710 per kg, di tingkat penggilingan naik Rp10 ke Rp6.060.

Sementara, harga GKG di tingkat penggilingan naik Rp20 ke Rp6.610 per kg.

Pasar Induk Beras Cipinang melaporkan, harga rata-rata beras IR per 21 Agustus 2023 sudah naik 1,9% dibandingkan bulan lalu. Atau, melonjak 22,7% dibandingkan harga tahun lalu.

Tercatat, harga rata-rata beras IR pada 21 Agustus di Rp12.279 per kg.

Harga saat ini melampaui harga tertinggi tahun 2021 dan 2022. Yang tercatat di Rp10.907,86 pada Desember 2022 dan Rp9.596,17 di Desember 2021.

Ini biang kerok harga beras naik ugal-ugalan

Pengamat Pertanian Khudori menjelaskan, kenaikan harga beras saat ini dipicu oleh berbagai faktor.

Menurutnya, harga beras saat ini memang sudah lumayan tinggi melampaui harga pembelian pemerintah (HPP) yang saat ini Rp5.000 per kg untuk HPP GKP di tingkat petani.

HPP tersebut mengacu pada Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No 6/2023 tentang Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah Dan Beras.

"Tapi harga di pasar sudah jauh meninggalkan HPP. Rerata sudah lebih dari Rp6.000 per kg. Bahkan ada yang sudah menyentuh Rp7.000 per kg. Ini kenaikan yang luar biasa," kata Khudori kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (23/8/2023).

Menurutnya, ada 4 penyebab kenaikan harga beras yang luar biasa tinggi tersebut.

"Mengapa ini terjadi? Agak sulit untuk memastikan apa penyebabnya. Hampir bisa dipastikan bukan karena faktor tunggal," katanya.

"Pertama, siklus panen. Memang, jelasnya, saat musim gadu harga gabah/beras akan lebih tinggi dari musim panen raya," ujar Khudori.

Kedua, lanjutnya, perkiraan produksi beras yang menurun.

"Luas panen memang turun," ujarnya.

Ekspektasi penurunan produksi membuat keseimbangan pasokan dan permintaan tak seimbang. Berujung pada ekspektasi harga yang naik.

"Produksi pada sembilan bulan tahun 2023, merujuk data Kerangka Sampel Area (KSA) BPS, diproyeksikan 25,64 juta ton GKG (gabah kering giling)," ujar Khudori.

"Kendati data Juli-September 2023 masih proyeksi, yakni berdasarkan luas tanam, angka itu turun dibandingkan sembilan bulan pertama 2022 yang tercatat 26,17 juta ton GKG," paparnya.

Di saat bersamaan, lanjutnya, konsumsi beras nasional periode Januari-September tahun 2-23 diproyeksikan meningkat, mencapai 22,89 juta ton.

"Menurut data BPS, angka itu lebih tinggi dibandingkan konsumsi beras periode sama tahun 2022 yang mencapai 22,62 juta ton," katanya.

"Jika dilihat lebih detail, neraca beras nasional mulai defisit lagi sejak Juli, Agustus, dan September 2023. Jumlah defisit beras selama tiga bulan itu diestimasi sebesar 420.000 ton. Ini setelah lima bulan berturut-turut neraca beras surplus 4,35 juta ton," ujar Khudori.

Di mana, surplus pada musim rendeng/panen raya terjadi karena kinerja luas panen pada bulan Maret dan April amat tinggi. Sehingga produksi gabah di bulan Maret mencapai 8,89 juta ton dan April sebanyak 6,24 juta ton GKG.

Penyebab ketiga, ungkap Khudori, adalah terjadinya El Nino.

"Walaupun El Nino bukan hal baru, akan tetapi pemberitaan dan eksposure El Nino cukup luas. Terutama dampaknya pada sektor pertanian," terangnya.

"Sejumlah pihak memperkirakan produksi padi bakal turun 1,5 juta ton GKG. Bahkan, ada yang memperkirakan produksi beras turun hingga 5%. Jika yang terakhir ini yang terjadi, lumayan besar," cetus Khudori.

Dan, faktor keempat ternyata ada pengaruh kebijakan India.

Menurut Khudori, dinamika global yang tercermin dari kebijakan negara-negara eksportir beras yang cenderung restriktif memiliki efek ke dalam negeri.

"Salah satunya India. India pada 20 Juli lalu menutup ekspor beras non-basmati. Dampaknya, harga beras sempat naik. Negara-negara yang selama ini tergantung pada beras impor dari India bakal terkena dampaknya," terangnya.

Sebenarnya, jelas Khudori, langkah India itu tidak berdampak langsung ke Indonesia. Sebab, sebagian besar impor Indonesia dari India adalah beras patahan (broken rice).

"Tapi sentimen ini ke mana-mana," kata Khudori.

"Rangkaian berbagai faktor ini lah yang sepertinya membuat harga gabah/ beras naik. Kalau mengikuti siklus, harga akan masih berpeluang untuk naik. Baik gabah maupun beras," jelasnya.

Pemerintah amankan 1,6 juta ton beras

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, saat ini stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang diamankan sudah mencapai 1,6 juta ton.

Stok tersebut, katanya, dipersiapkan untuk penyaluran bantuan pangan dan stabilisasi harga beras.

Pemerintah, katanya, akan terus bertambah seiring penyerapan gabah/beras yang terus dilakukan oleh Perum Bulog.

"Kami sampaikan, stok beras di Bulog ada dan cukup untuk bantuan pangan dan stabilisasi harga. Jumlah 1,6 juta ton beras secured (sudah diamankan) sesuai arahan Bapak Presiden dalam ratas (rapat terbatas) sebelumnya," ujarnya dalam keterangan tertulis.

"Kami mengimbau masyarakat belanja bijak sesuai keperluan dan stop boros pangan. Saya tegaskan, stok beras yang ada di Bulog aman dan cukup untuk keperluan bantuan pangan dan stabilisasi harga," kata Arief.


[-]

-

Harga Beras Dkk Naik Hingga Pekerja Tesla Bujuk Elon Musk
(dce/dce)

Sentimen: positif (91.4%)