Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: bandung, Bogor, Bekasi, Cirebon, Tasikmalaya, Karawang, Sukabumi, Banjar, Cianjur, Garut, Indramayu, Sumedang, Purwakarta
Kasus: kebakaran
Tokoh Terkait
Sampai Kapan Kemarau di Jabar? Ini Kata BMKG
Ayobandung.com Jenis Media: Nasional
AYOBANDUNG.COM -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Barat (Jabar) mengatakan bahwa bulan Agustus menjadi puncak musim kemarau di wilayah Jawa Barat. Berdasarkan data BMKG, belum ada tanda-tanda terjadinya musim kemarau panjang.
"Ini normal, musim kemarau diprediksi sampai Agustus dan memang ditambah el Nino kategori sedang," kata Kepala BMKG stasiun Klimatologi Jabar, Rakhmat Prasetia, melalui sambungan telepon, Selasa, 22 Agustus 2023.
Rakhmat mengungkapkan, BMKG terus melakukan pemantauan arah angin dan awan untuk memprediksi terjadinya curah hujan. BMKG memprediksi, hujan akan mulai mengguyur wilayah Jawa Barat di bulan September.
"Pengganggu curah hujan itu bukan El Nino saja, terbukti beberapa wilayah Jabar terjadi curah hujan kategori ringan, jadi badai kering berkepanjangan tidak ada itu," ungkapnya.
"Jadi September itu mulai hujan, tapi memang belum semuanya dan Oktober dan November hujannya mulai banyak," imbuhnya.
Baca Juga: Imbas Kebakaran TPA Sarimukti, Angkutan Sampah Bandung Raya Tertahan Sampai 10 Jam
Meski begitu, BMKG Jabar memperhatikan sejumlah wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan di puncak musim kemarau. BMKG membuat 4 kategori kekeringan mulai dari status waspada, siaga, hingga awas.
Kecamatan Padalarang di Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi satu-satunya wilayah yang berstatus awas karena rendahnya potensi terjadinya hujan.
Untuk status siaga ada di sebagian besar wilayah Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon, Kuningan, Majalengka, Sumedang, Purwakarta, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kota Banjar, dan Pangandaran, hingga sebagian kecil Bogor.
Untuk status waspada ada di sebagian wilayah Bekasi, Karawang, Subang Tengah, Indramayu, Sukabumi, Cianjur Utara, Bandung Barat, Bogor Timur, dan Purwakarta.
"Bicara kekeringan dari kami adalah kekeringan meteorologis artinya kami melihat dari sisi meteorologi yaitu tidak adanya hujan, kami ada klasifikasi dimana berapa hari tidak ada hujan, peluang hujan bagaimana, begitu ketemu hari tanpa hujan beberapa hari plus peluang hujannya rendah, maka menjadi kategori waspada, siaga, dan awas," pungkasnya.***
Sentimen: negatif (94%)