Sentimen
22 Agu 2023 : 20.57
Informasi Tambahan
Institusi: Universitas Esa Unggul
Kab/Kota: Senayan
Sekjen PDIP Dinilai Panik Gara-gara ?Budiman Dukung Prabowo
Medcom.id Jenis Media: News
22 Agu 2023 : 20.57
Jakarta: Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto dinilai berlebihan dalam menyikapi kadernya, Budiman Sudjatmiko, yang mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Reaksi Hasto dinilai menunjukkan kepanikan.
"Reaksi Sekjen PDIP Hasto yang terkesan berlebihan justru menunjukkan kepanikan partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri. Hasto seolah begitu takut kehilangan kader luar biasa yang dapat menenggelamkan pamor PDIP," kata pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, kepada Medcom.id, Senin, 21 Agustus 2023.
Jamiluddin mengatakan Budiman bukan sosok menentukan di PDIP. Mantan aktivis itu juga bukan sosok yang mengakar di PDIP.
Budiman juga gagal memimpin partai Partai Rakyat Demokratik (PRD). Ia tak berhasil membawa PRD ke Senayan.
"Budiman juga tidak memiliki basis massa yang besar. Hal itu terbukti pada Pileg 2019, ia tidak terpilih duduk di Senayan," ujar Jamiluddin.
Jadi, lanjut Jamiluddin, secara politis tidak ada yang perlu terlalu dikhawatirkan atas dukungan Budiman terhadap Prabowo. Dukungan Budiman disebut tidak akan menggembosi suara Ganjar Pranowo, khususnya di Jawa Tengah pada Pilpres 2024.
"Kalau PDIP terlalu reaktif, maka keuntungan akan diperoleh Budiman. Nama Budiman yang awalnya biasanya saja, justru akan semakin melambung bila PDIP terus bereaksi berlebihan," ucap Jamiluddin.
PDIP segera mengambil sikap terhadap kadernya, Budiman Sudjatmiko, yang kini mendukung Prabowo. Budiman diminta mundur atau bersiap dikenakan sanksi berupa pemecatan.
"Partai akan mengambil suatu tindakan yang tegas. Opsinya mengundurkan diri atau menerima sanksi pemecatan," kata Hasto di sela Rakerda III DPD PDIP Kalimantan Timur di Balikpapan, dikutip melalui keterangan tertulis, Minggu, 20 Agustus 2023.
Hasto mengatakan Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun akan menyampaikan sanksi berupa pemecatan. Penyampaian ini rencananya dilaksanakan pada Senin, 21 Agustus 2023.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
"Reaksi Sekjen PDIP Hasto yang terkesan berlebihan justru menunjukkan kepanikan partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri. Hasto seolah begitu takut kehilangan kader luar biasa yang dapat menenggelamkan pamor PDIP," kata pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, kepada Medcom.id, Senin, 21 Agustus 2023.
Jamiluddin mengatakan Budiman bukan sosok menentukan di PDIP. Mantan aktivis itu juga bukan sosok yang mengakar di PDIP.
-?
- - - -Budiman juga gagal memimpin partai Partai Rakyat Demokratik (PRD). Ia tak berhasil membawa PRD ke Senayan.
"Budiman juga tidak memiliki basis massa yang besar. Hal itu terbukti pada Pileg 2019, ia tidak terpilih duduk di Senayan," ujar Jamiluddin.
Jadi, lanjut Jamiluddin, secara politis tidak ada yang perlu terlalu dikhawatirkan atas dukungan Budiman terhadap Prabowo. Dukungan Budiman disebut tidak akan menggembosi suara Ganjar Pranowo, khususnya di Jawa Tengah pada Pilpres 2024.
"Kalau PDIP terlalu reaktif, maka keuntungan akan diperoleh Budiman. Nama Budiman yang awalnya biasanya saja, justru akan semakin melambung bila PDIP terus bereaksi berlebihan," ucap Jamiluddin.
PDIP segera mengambil sikap terhadap kadernya, Budiman Sudjatmiko, yang kini mendukung Prabowo. Budiman diminta mundur atau bersiap dikenakan sanksi berupa pemecatan.
"Partai akan mengambil suatu tindakan yang tegas. Opsinya mengundurkan diri atau menerima sanksi pemecatan," kata Hasto di sela Rakerda III DPD PDIP Kalimantan Timur di Balikpapan, dikutip melalui keterangan tertulis, Minggu, 20 Agustus 2023.
Hasto mengatakan Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun akan menyampaikan sanksi berupa pemecatan. Penyampaian ini rencananya dilaksanakan pada Senin, 21 Agustus 2023.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
(END)
Sentimen: negatif (66.6%)