LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Rina Lauwy tolak surat perjanjian yang diberikan suaminya yaitu ANS Kosasih.

Beredar rekaman Rina Lauwy dan Dirut Taspen Antonius Nicholas Stephanus Kosasih, dalam percakapannya mereka berdebat mengenai isi surat perjanjian yang diberikan ANS Kosasih kepada sang istri Rina Lauwy.

Rekaman percakapan Rina Lauwy dan ANS kosasih beredar melalui akun Youtube Irna Hutabarat.

Isi dari rekamannya, bahwa Rina mengungkapkan dalam surat perjanjian yang diberikan oleh sang suami RNS Kosasih, Rina diminta untuk membuka rekening baru yang akan dipergunakan untuk penerimaan sejumlah uang.

Rina Lauwy dengan tegasnya menolak untuk menandatangani surat perjanjian tersebut, karena dirinya tidak ingin dimanfaatkan oleh Dirut Taspen ANS Kosasih.

Baca Juga: Masih Ingat dengan Susi ART Ferdy Sambo? Sekarang Sibuk jadi Influencer di TikTok, Kontennya Bikin Penasaran

Penolakan Rina yang penuh emosi, bisa dirasakan melalui nada bicara dan penggunaan kata pada percakapan.

“Perjanjian apa ini, kalau mau divorce langsung aja lewat pengadilan dan gue gak mau uang lo itu,” ucap Rina Lauwya.

Penolakan yang tegas dari seorang Rina Lauwya terhadap ANS Kosasih dalam rekaman tersebut tidak hanya tentang perceraian nya saja.

Ada beberapa alasan Rina menolak tandatangani surat perjanjian, yaitu Rina menganggap perjanjian tersebut hanya untuk keuntungan Kosasih, Rina merasa dirinya seperti budak kosasih, dan Rina dengan tegas dirinya tidak mengharapkan uang dari Kosasih.

Dirut Taspen ini dalam rekamannya masih berusaha menjelaskan maksud dari perjanjian tersebut diikuti dengan emosi yang meluap.

Baca Juga: Jika Ferdy Sambo mengajukan PK, Apakah akan Kembali Mendapat Diskon Hukuman? Ini Kata Praktisi Hukum

Dalam rekaman terdengar beberapa kali perkataan kasar dilontarkan oleh ANS Kosasih karena emosi dengan ketegasan Rina yang teguh tidak mau menandatangani perjanjian tersebut.

Rekaman percakapan antara Rina Lauwy dan sang suami ANS Kosasih saat ini menjadi pusat perhatian Netizen di Indonesia.

Pasalnya pemberitaan terkait Kamaruddin Simanjuntak yang menjelaskan adanya pengelolaan dana 300 triliun Dirut Taspen yang sebagian akan dipakai untuk dana Capres 2024 akan semakin dipertanyakan.***