Sentimen
Negatif (99%)
19 Agu 2023 : 15.48
Informasi Tambahan

Institusi: ITB

Kab/Kota: Sumedang

Kasus: KKN, korupsi

Tokoh Terkait

Laksamana Sukardi Ingatkan 5 Komorbid Yang Bikin Indonesia Tertinggal 

19 Agu 2023 : 22.48 Views 1

Akurat.co Akurat.co Jenis Media: News

Laksamana Sukardi Ingatkan 5 Komorbid Yang Bikin Indonesia Tertinggal 

AKURAT.CO Terdapat lima komorbid bangsa yang sulit dihapuskan, sehingga Indonesia tertinggal oleh negara-negara lain. 

Mantan Menteri BUMN, Laksamana Sukardi, mengungkapkan, kelima komorbid itu adalah salah kaprah, salah asuh, salah lihat, salah tafsir dan salah tata kelola. 

Hal itu sebagaimana disampaikannya dalam Talkshow OSKM ITB 2023 di Gedung Serba Guna Kampus ITB Jatinangor, Sumedang, pada Kamis (17/8/2023). 

baca juga:

Komorbid bangsa juga sudah dituliskan dalam buku Laksamana Sukardi berjudul Pancasalah yang pada saat itu diberikan kepada 5.000 lebih mahasiswa baru ITB. 

Menurut dia, di dunia ini negara-negara kaya, negara miskin, berpenghasilan menengah atau atas tidak tergantung pada sumber daya alam tetapi kepada sumber daya manusianya. 

"Yang jadi sumber kan manusia. Nah, manusia itu ada yang berdaya dan tidak berdaya," kata Laksamana Sukardi. 

Tahun 2030, Indonesia akan masuk bonus demografi. Usia manusia produktif, yang berusia 16-64 tahun lebih banyak daripada yang berusia 65 tahun ke atas. Tapi kalau tidak produktif, itu akan menjadi beban, bukan aset negara. 

Sekarang tingkat produktivitas bangsa Indonesia sangat rendah, hanya 0,5 dari skala 0 sampai 1. Sedangkan Korea, Taiwan dan Singapura 0,8 ke atas. Apakah bangsa Indonesia bodoh? Tidak banyak orang pintar di Indonesia. Tetapi ada lima komorbid bangsa yang sulit dihapuskan yang ditulisnya sebagai lima kesalahan atau Pancasalah. 

Pertama adalah salah kaprah. Karena pemimpin yang feodal, otoriter dan KKN sehingga masyarakat terpecah dan terjadi perang ideologi. 

"Saya bukan tidak sepakat dengan ideologinya. Tetapi kalau ideologi tidak diterima oleh salah satu pihak atau lebih, akan terjadi perang. Seperti negara-negara gagal Yaman, Syria dan lain-lain," jelas Laksamana Sukardi. 

Yang kedua adalah salah asuh. Orang-orang yang menjabat mengeksploitir jabatannya untuk mencari uang. Di partai politik juga begitu. Salah asuh membuat orang-orang yang cerdas tidak mendapat insentif dan berpikir secara kritis. Misalnya di ASN, siapa yang bisa menjilat, naik pangkat duluan. 

"Diasuhnya seperti itu. Jadi salah asuh ini membuat produktivitas bangsa kita sangat rendah," kata Laksamana Sukardi. 

Ketiga yaitu salah lihat. Penanganan hukum yang tidak transparan, calon-calon pemimpin yang dicitrakan sedemikian rupa oleh buzzer dan internet membuat masyarakat salah lihat dan salah memilih pemimpin. 

"Akhirnya bukan negara ini semakin baik, tapi malah tercebur ke jurang," kata Laksamana Sukardi. 

Salah tafsir juga menjadi salah satu komorbid bangsa Indonesia saat ini. 

"Kita masih ada istilah UUD (ujung-ujungnya duit), markus atau makelar kasus. Itu berarti hukum untuk orang-orang tertentu ditafsirkan berbeda. Nah selama ada salah tafsir semacam itu, investor juga tidak mau masuk," bebernya. 

Yang terakhir adalah salah tata kelola. Pada bangsa yang barbar sangat sulit melakukan tata kelola. Padahal, tata kelola yang baik akan menghilangkan peluang korupsi dan kesalahan tata kelola membuat korupsi subur. Itu tidak boleh salah. 

Adapun, kampus ITB dipilih karena Laksamana Sukardi merupakan salah satu alumnus. 

"Ini kan anak-anak muda generasi Z ya. Ada lima ribu lebih. Jadi saya harus memberikan semangat,  masukan-masukan kepada mereka. Apalagi mereka mahasiwa ITB, universitas yang sangat prestisius. Tapi kan ketika mereka lulus, mereka akan masuk dalam kehidupan sosial yang sangat dinamis," jelas Laksamana Sukardi, melalui keterangannya, Jumat (18/8/2023).

Sentimen: negatif (99.2%)