Sentimen
Negatif (86%)
17 Agu 2023 : 03.26
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Zulkifli Hasan: Saya Malu Sama Vietnam, Negara Lebih Kecil tapi Perdagangannya 4 Kali Lipat Indonesia

17 Agu 2023 : 10.26 Views 1

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Zulkifli Hasan: Saya Malu Sama Vietnam, Negara Lebih Kecil tapi Perdagangannya 4 Kali Lipat Indonesia

PIKIRAN RAKYAT - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan merasa malu dengan Vietnam. Pasalnya, negara yang lebih kecil dari Indonesia itu berhasil mengalahkan Bumi Pertiwi dalam hal perdagangan.

"Saya kemarin agak malu juga, Vietnam itu lebih kecil dari kita. Negaranya, penduduknya, lebih kecil tapi perdagangannya empat kali lebih besar dari kita," katanya di acara Road to Indonesia Start-up Ecosystem Summit 2023, Jumat 11 Agustus 2023.

Zulkifli Hasan kemudian memberikan contoh nilai perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan yang mencapai 20 miliar dolar AS (Rp306,5 triliun). Sedangkan Vietnam dan Korea Selatan mencapai 80 miliar dolar AS (Rp1.226 triliun).

Baca Juga: Kejagung Bakal Konfrontasi Maqdir Ismail dkk Soal Uang Rp27 Miliar, Ini Tanggalnya

Tidak hanya dengan Korea Selatan, nilai perdagangan dengan Uni Eropa pun turut disorot. Pasalnya, nilai perdagangan Indonesia dan Uni Eropa mencapai sekitar 20 miliar dolar AS (Rp306,5 triliun), sedangkan Vietnam berhasil mencapai 90 miliar dolar AS (Rp1.379 triliun).

"Begitu juga Thailand, kalau dengan Timur Tengah Thailand dengan Timur Tengah kita mungkin seperenamnya. Padahal yang pergi haji, yang makan kita, yang belanja kita, tapi dagang kita kecil," tutur Zulkifli Hasan.

"Orang cari rendang dari Thailand, orang cari ikan dan sayuran dari Vietnam bukan dari Indonesia," ucapnya menambahkan.

Baca Juga: Menteri LHK: Penyebab Pencemaran Udara Itu Kendaraan, Bukan PLTU

Kerja Sama Adalah Koentji

Melihat fenomena tersebut, Zulkifli Hasan pun menekankan pentingnya kerja sama antara berbagai pemangku kebijakan. Pasalnya, hal itu yang membuat Vietnam dan Thailand berhasil mengungguli Indonesia di bidang perdagangan.

Tidak hanya dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Kementerian/Lembaga (K/L) juga ditekankan untuk memiliki visi yang sama. Baru dengan begitu, perdagangan Indonesia bisa menyaingi negara lain.

"Saya kira perlu kata kuncinya kerjasama, kolaborasi, karena merekaThailand dan Vietnam itu dia satu tim. Mereka tuh satu tim sama, mau dari walikotanya, gubernurnya, menteri koperasinya, menteri perdagangannya, masyarakatnya, satu visi itu saling mendukung," ujar Zulkifli Hasan.

"Jadi kata kuncinya menurut saya itu adalah kolaborasi, kalau sendiri kita maju juga tapi orang berlari. Kita jalan, orang berlari, jadi ketinggalan," ucapnya menambahkan.

Baca Juga: Disebut Tutup Mata Soal Insiden Dago Elos, Ridwan Kamil: Itu Perkara Warga dengan Warga

Ekspor Indonesia 2023

Total Ekspor Indonesia ke luar negeri berdasarpakn Padan Pusat Statistik (BPS) periode Januari sampai Juni 2023 mencapai 128,5 juta dolar AS (Rp1,9 triliun). Total ekspor tertinggi disumbangkan Maret, sedangkan terendah terjadi pada April.

Pada Maret 2023, total ekspor Indonesia meningkat paling tinggi dengan 23,4 juta dolar AS (Rp358,3 miliar). Dari jumlah tersebut, Migas menyumbang 1,3 juta dolar AS (Rp19,9 miliar).

Kemudian Non-migas menyumbang 22 juta dolar AS (Rp336,8 miliar miliar), dan Agrikultur menyumbang 377 dolar AS (Rp5,7 juta). Lalu Industri menyumbang 16,9 juta dolar AS (Rp258,7 miliar), dan Pertambangan 6,1 juta dolar AS (Rp93,4 miliar). Sedangkan untuk kategori lainnya, menyumbang 0,42 juta dolar AS (Rp6,4 miliar).

Pada April 2023, total ekspor Indonesia menurun cukup jauh menjadi 19,2 juta dolar AS (Rp294,2 miliar). Dari jumlah tersebut, Migas menyumbang 1,2 juta dolar AS (Rp18,3 miliar).

Kemudian Non-migas menyumbang 18 juta dolar AS (Rp275,8 miliar), dan Agrikultur menyumbang 292 dolar AS (Rp4,4 juta). Lalu Industri menyumbang 13,4 juta dolar AS (Rp205 miliar), dan Pertambangan 5,5 juta dolar AS (Rp84 miliar). Sedangkan untuk kategori lainnya, menyumbang 0,60 juta dolar AS (Rp9,1 miliar).***

Sentimen: negatif (86.5%)