Sentimen
Adu Rayu 3 Koalisi: Pilih Keberlanjutan atau Perubahan
Merahputih.com Jenis Media: News
MerahPutih.com - Konstelasi politik Indonesia semakin dinamis menjelang pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) 2024 pada 19 Oktober 2023.
Deklarasi dukungan terhadap Prabowo Subianto oleh Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar membuat peta koalisi semakin jelas.
Dengan dukungan dua partai tersebut, maka sudah terbentuk tiga koalisi, yakni Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR), Koalisi Persatuan untuk Perubahan (KPP), dan Koalisi PDI Perjuangan (PDIP).
Baca Juga:
PAN dan Golkar Merapat Prabowo, Peta Koalisi Pemerintah Berubah
Direktur Eksekutif Ethical Politics Hasyibulloh Mulyawan menilai, bergabungnya PAN dan Golkar ke KIR, maka ada dua koalisi yang mengusung narasi "keberlanjutan".
"Jika kita lihat, bergabungnya PAN dan Golkar bersama Gerindra dan PKB secara tidak langsung mengukuhkan koalisi yang sama-sama mengusung keberlanjutan pembangunan era Jokowi," ujarnya di Jakarta, Selasa (15/8).
Hal ini berbeda dengan KPP yang mencalonkan Anies Baswedan sebagai capres dengan menggaungkan narasi "perubahan".
Pria yang karib disapa Iwan ini menjelaskan, dengan adanya dua koalisi yang mengusung narasi keberlanjutan, maka keduanya harus memiliki identitas narasi dan program yang jelas.
Di sisi lain, Iwan menuturkan, dengan adanya dua koalisi mengusung narasi yang sama, hal itu sangat menguntungkan pemerintahan Jokowi.
"Tentu narasi keberlanjutan dari dua koalisi menguntungkan Jokowi, namun seberapa besar efek elektoral ini menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh masing-masing partai dalam dua Koalisi tersebut," sambungnya.
Baca Juga:
Golkar dan PAN Dukung Prabowo Subianto Sesuai Skenario Koalisi Besar, Ada Arahan JokowiAdapun tiga poros koalisi saat ini. KIR berisi Gerindra, PKB, PAN, Golkar, PBB. Sementara, koalisi PDIP isinya PDIP, PPP, Hanura, Perindo. Sedangkan KKP ada NasDem, Demokrat dan PKS.
Selain soal capres, pertarungan perebutan kursi RI 2 juga memanas.
Sejumlah nama politikus dan pejabat digadang-gadang akan menjadi bakal calon wakil presiden.
Mereka adalah Ridwan Kamil, Khofifah Indar Parawansa, Yenny Wahid, Sandiaga Uno, Erick Thohir, hingga Gibran Rakabuming Raka.
"Melihat nama-nama dalam bursa calon yang menghiasi media, bukan tak mungkin muncul kuda hitam," ujar Iwan.
Menurut Iwan, siapa pun pasangan capres-cawapres yang akan diusung harus mampu menerjemahkan kebutuhan masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial, politik, dan budaya.
Dengan mempertimbangkan bonus demografi dan diskusi era digital di hampir semua lini kehidupan, utamanya pasca-pandemi, " pungkasnya. (Pon)
Baca Juga:
PDIP Tak Masalah PPP Keluar dari Koalisi Jika Ngotot Sandiaga Cawapres GanjarSentimen: positif (99.1%)