Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PLN
Event: CFD
Institusi: UNAIR, Universitas Airlangga
Kab/Kota: Tangerang, Jabodetabek, Bekasi, Tanjung Priok, Karawang, Cawang, Serang, Cilegon
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
PLTU Batu Bara Wajib Pasang Filter untuk Kurangi Polusi
Koran-Jakarta.com Jenis Media: Nasional
Polusi di tengah malam dan pagi lebih parah karena malam hari adalah beban puncak listrik, saat batu bara dibakar sebanyak- banyaknya.
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, kualitas udara di Jabodetabek selama sepekan terakhir sangat buruk. Kualitas udara di DKI Jakarta berada di angka 156 atau masuk kategori tidak sehat. Menurut Jokowi, penggunaan sumber energi dari batu bara menjadi faktor penyebab buruknya kualitas udara di Jabodetabek.
"Aktivitas industri di Jabodetabek, terutama yang menggunakan batu bara di sektor industri manufaktur menjadi penyebab buruknya kualitas udara Jakarta," kata Presiden.
Dengan kondisi tersebut, maka kasus penyakit pernapasan karena polusi udara terus meningkat. Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga mengakui terjadi peningkatan gangguan kesehatan akibat polusi udara pada 2023 dibandingkan tahun 2022.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, seperti dikutip dari ABC News mengatakan kondisi saat ini hampir sama dengan yang terjadi pada 2018 dan 2019 lalu sebelum pandemi Covid-19.
Peneliti Sustainability Learning Center (SLC), Hafidz Arfandi, mengatakan permasalahan Jakarta sangat kompleks. Di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, dan di timur Jakarta, mulai dari Cawang, Bekasi, hingga Karawang ada konsentrasi kawasan industri berat dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Sedangkan di sisi barat, Tangerang, Serang, dan Cilegon juga menjadi konsentrasi heavy industry dan PLTU.
Baca Juga :
Gerak Cepat, DKI Segera Lakukan Pengadaan 100 Bus Listrik untuk Kurangi Polusi Udara"Jadi hanya kalau angin bertiup ke utara, baru Jakarta relatif bersih, tapi itu probabilitasnya kecil," kata Hafidz.
Solusi sementara yang praktis, katanya, diarahkan ke pasokan gas yang memadai sehingga PLTU milik PLN bisa beralih ke gas. Sedangkan industri, sebaiknya mulai diberi akses ke Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap secara bertahap dengan membuatkan skema ekspor-impor listrik ke grid yang difasilitasi PLN dengan baik. "Paling tidak beban pencemaran batu bara di PLTU dan kawasan heavy industry turun," kata Hafidz.
Selain itu, PLTU batu bara yang mengelilingi Jakarta wajib memasang filter untuk mengurangi polusi yang ditimbulkannya.
Teknologi Filter
Dikutip dari Power Technology, solusi sementara pengurangan emisi PLTU batu bara bisa dilakukan dengan memasang filter yang dirancang khusus seperti yang ditemukan pengamat teknologi dari Inggris, Mitch Beedie. Tingkat SO2 (Sulfur dioksida) di pembangkit listrik tenaga batu bara saat ini dapat dikurangi dengan wFGD (wet flue gas desulfurisation) atau penyerapan pengering semprot misalnya, NOx (mono-nitrogen oksida) dengan reduksi katalitik selektif dan merkuri dengan pencucian batu bara.
Teknik yang lebih menjanjikan adalah ReACT (teknologi kokas aktif regeneratif) J-Power Entech. Dikombinasikan dengan metode lain, ini menyesuaikan dengan pembangkit berbahan bakar batu bara untuk memotong SO2 dan NOx menjadi hanya satu digit (parts per million) ppm, sebanding dengan pembangkit berbahan bakar gas alam.
Bukan dari Kendaraan
Ridwan Hardiawan melalui akun Instagram @Ridwanhard mengatakan kontributor utama polusi Jakarta bukan berasal dari kendaraan bermotor tetapi dari pembangkit listrik batu bara. Salah satunya adalah PLTU batu bara baru terbesar di Indonesia yang berada di Serang, Banten.
Itulah kenapa polusi di tengah malam dan pagi lebih parah karena malam hari adalah beban puncak listrik, saat batu bara dibakar sebanyak-banyaknya.
Ridwan Hardiawan, senior drilling engineer di Jadestone Energy mengatakan, itu juga sebabnya kenapa saat car free day di hari Minggu, udara Jakarta tetap kotor karena asapnya berasal dari industri yang membakar batu bara di malam hari. "Kadar udara tetap kotor walapun mobil-mobil berhenti beroperasi," katanya.
Itu juga kenapa kota Tangerang Selatan (Tangsel) beberapa kali lebih tercemar udaranya daripada Jakarta dan Bekasi karena Tangsel lebih dekat dari lokasi PLTU batu bara di Banten.
Baca Juga :
Kondisi Polusi Udara Jakarta yang Sangat Tercemar Diberitakan DuniaKarena itu mobil listrik bukan solusi kalau sumber listriknya masih bergantung pada energi batu bara. Malah hanya akan membakar batu bara lebih banyak lagi.
Pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Airlangga (Unair), Corie Indria Prasasti, mengatakan perlu melakukan penghematan energi sekaligus mendukung energi terbarukan. Sebisa mungkin, matikan peralatan listrik yang tidak digunakan dan pertimbangkan untuk menggunakan lampu hemat energi serta peralatan elektronik yang efisien. "Dukungan juga diperkuat untuk penggunaan sumber energi terbarukan seperti matahari dan angin guna mengurangi penggunaan bahan bakar fosil," tuturnya.
Pemerintah, katanya, harus mengimplementasikan regulasi dan kebijakan yang ketat terkait emisi polutan udara dan perlindungan terhadap lingkungan, termasuk aturan untuk pembangkit listrik, dan sektor lain yang berkontribusi pada polusi udara.
Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S
Sentimen: negatif (98.5%)