Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: UGM, UNAIR, Universitas Airlangga
Kab/Kota: bandung, Bondowoso, Denpasar
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Cerita Plt Dirjen Dikti Ngebut Bikin Bus Listrik untuk G20: Kita Keturunan Bandung Bondowoso dan Sangkuriang
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam menceritakan pengalamannya mengorganisir pembuatan bus listrik untuk perhelatan KTT G20 di Bali pada November 2022. Pembuatan bus listrik yang pembuatannya melibatkan empat universitas dan satu BUMN tersebut memakan waktu 10 bulan.
Nizam mengatakan, Presiden Joko Widodo awalnya mendeklarasikan kendaraan umum yang digunakan untuk G20 harus berbasis listrik sebagai bahan bakarnya. Nizam kemudian berinisiatif untuk mengusulkan kepada Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, agar bus listrik itu dibuat dari dalam negeri dengan melibatkan anak bangsa.
Nizam mengaku, usulan itu sempat dipertanyakan. Pasalnya, waktu menuju perhelatan G20 saat itu hanya tinggal 10 bulan lagi. Ia kemudian berhasil meyakinkan bila waktu 10 bulan mencukupi.
“Alhamdulillah, kita semua adalah keturunan Bandung Bondowoso dan Sangkuriang; apapun kalau terpaksa, semalam jadi,” katanya pada saat memberikan sambutan dalam peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 28 di Gelora Bung Karno, Jakarta pada Jumat, 11 Agustus 2023.
Baca Juga: Bus Listrik di Kota Bandung Berhenti Beroperasi Sementara
Nizam menambahkan, setelah mendapatkan persetujuan untuk membuat bus listrik buatan dalam negeri, langsung mengumpulkan perwakilan dari empat universitas untuk berkolaborasi bersama PT Industri Kereta Api (PT Inka). Keempat universitas itu adalah Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Airlangga (Unair), dan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
Produksi 27 Bus ListrikNizam mengatakan, seluruh perwakilan dari empat universitas dan PT Inka kemudian bekerja keras selama hampir setahun untuk mewujudkan bus listrik. Kerja keras itu akhirnya berbuah hasil.
“Akhirnya kita deliver 27 bus merah putih di G20,” katanya.
Baca Juga: Ekosistem Transportasi Listrik Siap Melejit, Pemprov DKI Operasikan 300 Bus Listrik Tahun 2023
Menurut dia, pembuatan bus listrik tersebut menggunakan komponen yang sebagian besarnya berasal dalam negeri. Ia menyebutkan, TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) bus listrik Merah Putih mencapai 81 persen.
“Jadi kita pakai bus yang medium size dari nol. Selama 10 bulan bisa dihasilkan 27 bus listrik Merah Putih dengan TKDN 81 persen,” tuturnya.
UI Lebih DuluNizam mengatakan, UI sebenarnya lebih dulu pernah membuat bus listrik. Namun bus listrik yang dibuat oleh UI itu ukurannya besar. Sementara perhelatan G20 di Bali mayoritas jalannya kecil dan angkutan yang dibutuhkan adalah untuk jarak pendek.
Akhirnya produksi bus listrik yang dibuat oleh empat universitas dan PT Inka itu dirancang berukuran sedang.
Baca Juga: Ekosistem Transportasi Listrik Siap Melejit, Pemprov DKI Operasikan 300 Bus Listrik Tahun 2023
“Waktu itu, sebenarnya UI lebih duluan bikin bus listrik yang besar. Tapi G20 ternyata di Bali, yang jalannya sempit dan angkutannya jarak pendek. Jadi kita pakai bus yang berukuran medium,” tuturnya.
Nizam mengatakan, pengalaman memproduksi bus listrik dalam waktu yang relatif singkat menunjukkan adanya sebuah lompatan besar. Tantangan dapat diselesaikan bilamana pihak-pihak yang mengadapinya saling bekerja sama dan bekerja keras.
Ia juga menekankan perguruan tinggi untuk bisa bekerja sama dengan industri.
“Untuk invensi berkembang menjadi inovasi, perguruan tinggi tidak berjalan sendiri. Saya garis bawahi, tidak bisa berjalan sendiri, harus bermitra dengan industri. Itu yang saya katakan dengan huluisasi, tidak hanya hilirisasi,” katanya.***
Sentimen: negatif (94.1%)