Sentimen
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Yenny Wahid Balas Penolakan Wasekjen Demokrat untuk Jadi Cawapres Anies: Pas Bosmu Butuh Dukungan, Saya Emoh!
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Putri Presiden ke-4 Abdurahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid menanggapi penolakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Demokrat mengenai kemungkinan dia menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) Anies Baswedan.
Dia menekankan bahwa sejak awal, dirinya tidak pernah menyodorkan diri menjadi pasangan Anies Baswedan pada Pilpres 2024 mendatang. Selama ini, apa yang disampaikannya hanyalah respons dari lamaran yang datang.
"Saya gak pernah nyodorin diri jadi cawapres mas Anies lho.. saya cuma merespon lamaran yang datang. Justru saya mendukung mas AHY jadi cawapres Mas Anies," tutur Yenny Wahid, Kamis 10 Agustus 2023.
Baca Juga: Sepakat Damai, Korban Tabrakan Putra Mahkota Keraton Surakarta Cabut Laporan Polisi
"Kalau situ belum apa-apa udah menolak saya, pas bosmu butuh dukungan, saya emoh lho," katanya menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Twitter @yennywahid, Sabtu 12 Agustus 2023.
Penolakan Wasekjen DemokratWakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Demokrat Jansen Sitindaon menolak kabar Yenny Wahid akan menjadi cawapres Anies Baswedan. Menurutnya, Yenny Wahid bukan sosok yang merepresentasi agenda Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
"Mbak Yenny buat saya bagus. Bahkan lengkap sekali dengan segala atribusi yang melekat dalam diri beliau. Namun untuk posisi Wapres di koalisi perubahan, buat saya beliau tidak pas, tidak cocok. Mungkin cocoknya di koalisi yang lain," ujarnya pada Rabu, 9 Agustus 2023.
"Karena jika koalisi ini menang, sebagaimana namanya perubahan, banyak hal yang ingin kami ubah. Dan idealnya Cawapres perubahan ini memang yang selama ini wajahnya merepresentasikan hal itu," ucap Jansen Sitindaon menambahkan.
Baca Juga: Anaknya Disiram Air Keras oleh OTK, Ibu Korban: Tidak Dendam, tapi Ingin Pelaku Ditangkap
Menurutnya, hal itu agar koalisi tersebut juga semakin kuat posisi dan branding di rakyat yang ingin perubahan. Di mana semakin hari semakin besar dan luas dukungannya.
"Tentu mereka akan bingung jika koalisi yang katanya mengusung perubahan malah mencalonkan tokoh yang bukan perubahan, apalagi dia tokoh 'status quo' atau bagian dari rezim ini. Baik dia bagian inti atau pinggiran rezim ini," kata Jansen Sitindaon.
"Tentu jikapun saya misalnya jadi pak Jokowi termasuk para pendukung rezim ini, pasti akan tidak sukalah: 'anda selama ini ikut menikmati rezim ini kok malah tiba-tiba mau mengkritiknya dan pindah ke barisan perubahan lagi'," tuturnya menambahkan.
Oleh karena itu, Jansen Sitindaon menegaskan bahwa penolakan tersebut sebenarnya untuk kebaikan bersama. Menurutnya, biarlah orang-orang yang selama ini berada dan ikut di rezim mendukung kelanjutannya. Sedangkan orang-orang dari luar mengusung perubahan.
Biar nanti rakyat yang menentukan di pemilu siapa yang menang dan mendapat dukungan terbanyak," ucapnya.
Meski begitu, Jansen Sitindaon menegaskan bahwa apa yang disampaikannya itu merupakan pendapat pribadi dan tidak terkait dengan Partai.***
Sentimen: positif (64%)