Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Moskow
Kasus: Narkoba
Tokoh Terkait
Rusia Pening, Negara Diguncang 'Kiamat' Baru
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia menghadapi kekurangan petugas polisi yang kritis. Hal ini disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Rusia Vladimir Kolokoltsev.
Dalam pemaparannya, Kolokoltsev mengaku bahwa kekurangan personel sangat besar. Moskow disebut telah kehilangan 5 ribu anggota kepolisian yang meninggalkan pekerjaan mereka pada bulan Juli.
"Kekurangan personel sangat besar. Saya bahkan akan menyebutnya kritis. Kami memiliki 5.000 karyawan yang mengundurkan diri dari badan urusan internal bulan lalu. Ini situasi yang sulit," ujarnya, dikutip dari Newsweek, Jumat (11/8/2023).
Badan-badan di bawah Kementerian Dalam Negeri Rusia meliputi Kepolisian Rusia, Urusan Migrasi, Pengawasan Narkoba, Keselamatan Lalu Lintas, Pusat Pemberantasan Ekstremisme, dan Departemen Investigasi.
Pada sebuah rapat Kementerian Dalam Negeri, Kolokoltsev menginstruksikan karyawan untuk melakukan segala kemungkinan untuk meminimalkan risiko dari kekurangan staf.
"Saya mengerti bahwa dalam kondisi kekurangan tenaga, beban yang sangat besar menimpa karyawan. Tapi ini adalah kasus ketika seseorang harus bekerja sesuai dengan prinsip 'mengalahkan dengan keterampilan dan bukan dengan angka'," katanya.
Di bawah dekrit yang ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada Desember 2022, jumlah petugas polisi di negara itu akan meningkat menjadi 938.000 pada 2025. Secara rinci, jumlah polisi di Rusia diperkirakan akan menjadi 922.000 pada 2023, dan 934.000 pada 2024.
Menurut outlet berita independen berbahasa Rusia yang berbasis di Latvia, Meduza, rasio petugas polisi terhadap warga negara di Rusia termasuk yang tertinggi di dunia.
Kolokoltsev tidak memerinci mengapa para pegawai itu meninggalkan lembaga penegak hukum itu. Namun, sejak Rusia meluncurkan serangan besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022, ratusan ribu warga telah masuk wajib militer untuk berperang dengan militer, sementara puluhan ribu telah melarikan diri ke negara tetangga untuk menghindari aturan itu.
Sebuah survei yang dirilis oleh Bank Sentral Rusia pada bulan April menunjukkan bahwa Rusia menghadapi kekurangan tenaga kerja terbesar sejak pencatatan dimulai pada tahun 1998. Sektor manufaktur, industri, pertambangan dan transportasi serta penyimpanan yang paling terpukul.
Chris Weaver, CEO konsultan strategis Macro Advisory Ltd, yang telah melaporkan ekonomi Rusia sejak 1998, sebelumnya mengatakan kepada Newsweek bahwa kekurangan tenaga kerja dan kekurangan keahlian ini "akan merusak prospek pertumbuhan ekonomi masa depan Rusia".
[-]
-
Sudah Setahun, Kok Perang Rusia & Ukraina Gak Kelar-kelar?
(luc/luc)
Sentimen: negatif (100%)