Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: pembunuhan, korupsi
Profil Fernando Villavicencio, Capres Ekuador Yang Dibunuh Saat Kampanye
Akurat.co Jenis Media: News
AKURAT.CO Salah satu calon presiden Ekuador untuk pemilu 20 Agustus, Fernando Villavicencio tewas ditembak saat berkampanye di Quito pada Rabu (9/8/2023). Fernando dikenal sebagai sosok pejuang antikorupsi yang selalu berada di garis depan.
Tidak jelas pada saat publikasi berapa banyak penyerang yang terlibat, namun laporan media menyatakan bahwa seorang tersangka terluka dalam baku tembak dengan polusi dan kemudian meninggal.
Dikutip dari beberapa sumber, Jumat (11/8/2023), berikut profil Fernando Villavicencio
baca juga: Profil Fernando VillavicencioFernando Villavicencio adalah salah satu dari delapan kandidat presiden dalam pilpres Ekuador yang akan berlangsung 20 Agustus. Meski tak begitu besar, jejak pendapat mencatat ia memeroleh dukungan sekitar 7,5 persen.
Di negerinya, Fernando Villavicencio memang terkenal kritis. Ia memiliki track record mulai dari mantan ketua serikat pekerja, mantan jurnalis hingga politisi dan legislator dari Partai Movimiento Construye.
Kiprah kritis pria 59 tahun ini dimulai kala ia memimpin serikat pekerja perusahaan minyak negara Petroecuador. Kala itu ia menantang penyelewengan yang ada. Namanya kian melambung setelah menjadi jurnalis. Ia juga dikenal sebagai kritikus paling tajam mantan Presiden Rafael Correa, yang memerintah 2007-2017.
Karena kecamanannya itu, Villavicencio sempat dituduh mencemarkan nama baik mantan presiden dan dihukum 18 bulan penjara. Dia dilaporkan sempat melarikan diri ke wilayah Pribumi Ekuador sebelum diberikan suaka di Peru.
Ia kembali ke Ekuador kala Correa jatuh. Correa sendiri sempat dipenjara karena korupsi di 2020.
Sebagai jurnalis, Fernando Villavicencio memeroleh dokumen tentang program pengawasan pemerintah yang dia kirim ke WikiLeaks tetapi akhirnya menerbitkannya sendiri. Beberapa karyanya menyebabkan ancaman pembunuhan dan dakwaan yang dipromosikan secara luas sebagai motif politik.
Menurut ilmuwan politik di University of British Columbia, Grace Jaramillo, Villavicencio kerap merasa diintimidasi dan direndahkan. Tapi dalam pemilu Ekuador, ia muncul dengan slogan-slogan anti korupsi di negeri itu.[]
Sentimen: negatif (96.6%)