KBRN, Jakarta: Menko PMK Muhadjir Effendy mengonfirmasi, pemerintah menghadapi kendala pendistribusian bantuan Darurat Bencana Kekeringan/Kelaparan Papua Tengah, terutama di Distrik Angandugume. Sebab, tidak semua pilot memiliki sertifikat penerbangan untuk wilayah ketinggian 9.000 kaki di atas permukaan laut (mdpl) itu.

Pemerintah telah menetapkan, tiga distrik Papua Tengah mengalami Darurat Bencana Kekeringan/Kelaparan. Yaitu, Distrik Agandugume, Distrik Lambewi, dan Distruik Oneri.

"Karena itu, sementara ini pilihannya, di samping ada (bantuan logistik, red) dikirim ke Distriak Agandume langsung. Tapi, ada (penerbangan logistik, red) berhenti di Distrik Sinak," kata Muhadjir dikutip dari laman Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (10/8/2023).

Baca juga: Penanganan Kekeringan Papua Tengah, Pemerintah Bangun Gudang Pangan

Baca juga: Bencana Kekeringan Papua Tengah, Penerbangan Perintis Timika-Sinak Dibuka​

Presiden Joko Widodo memimpin Rapat Penanggulangan Bencana Kekeringan/Kelaparan Papua Tengah di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis kemarin. Muhadjir menjelaskan, bilamana bantuan logistik bencana dikirim melalui Distrik Sinak.

"Maka, akan diambil dengan jalan kaki (oleh masyarakat, red). Itu membutuhkan perjalanan dua hari satu malam," ujar Muhadjir.

Dia juga tidak menampik, masyarakat terdampak bencana kekeringan/kelaparan kembali menghadapi rintangan. Sebab, kata dia, kondisi jalan menuju Distrik Sinak, juga masih belum bagus.

Dia mengatakan, pemerintah membuat rencana jangka menengah terkait hal tersebut. Selain, pemerintah akan membangun Gudang Stok Pangan di Distrik Agandugume dan Distrik Sinak.

"Segera diperpanjang landasan pacu (runway) di Distrik Sinak. Sehingga, nanti pesawat pesawat angkut lebih panjang, lebih berat, misalnya Hercules, bisa mendarat di sana (Sinak)," kata Muhadjir.

​