Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Washington, Moskow
Tokoh Terkait
Negara NATO Blak-blakan Serangan Balik Ukraina ke Rusia Gagal
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan balik yang dilancarkan oleh Ukraina terhadap wilayah yang diduduki Rusia tidak berjalan sesuai rencana. Hal ini diakui oleh salah satu anggota NATO, Polandia.
Dilansir Russia Today, Presiden Polandia Andrzej Duda menyebut bahwa serangan balasan Ukraina terhadap pasukan Rusia kemungkinan besar akan gagal. Ia menyebut salah satu solusi yang paling tepat untuk persoalan ini adalah menambah senjata dari negara-negara Barat.
"Apakah Ukraina memiliki cukup senjata untuk mengubah keseimbangan perang dan menang?" sebut Duda kepada Washington Post dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Kamis, (10/8/2023) sebelum menjawab, "Mungkin tidak."
"Kami tahu ini dari fakta bahwa mereka saat ini tidak dapat melakukan serangan balasan yang sangat menentukan terhadap militer Rusia," lanjutnya. "Singkat cerita, mereka membutuhkan lebih banyak bantuan."
Ukraina sejauh ini telah meluncurkan serangan di wilayah Selatan dan Timur yang dikuasai Rusia. Hingga saat ini, Kyiv hanya berhasil mendulang kemenangan di beberapa wilayah tertentu.
Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri mengatakan serangan balik Ukraina telah gagal. Ia bahkan menganggap serangan balik yang dilancarkan Ukraina hampir tidak ada.
Sementara itu, Wakil Dewan Keamanan yang juga Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, telah memberikan peringatan terbaru terkait serangan balik Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan di akun media sosialnya, Medvedev menjelaskan bahwa Moskow harus menggunakan senjata nuklir jika serangan balasan Kyiv yang sedang berlangsung berhasil. Menurutnya, hal ini diluncurkan karena Rusia tidak mempunyai pilihan lain.
"Bayangkan jika.. ofensif, yang didukung oleh NATO, berhasil dan mereka merobek sebagian tanah kami maka kami akan dipaksa untuk menggunakan senjata nuklir sesuai aturan keputusan dari presiden Rusia," katanya, seperti dikutip Reuters.
"Tidak akan ada pilihan lain. Jadi musuh kita harus berdoa untuk (kesuksesan) prajurit kita. Mereka memastikan bahwa api nuklir global tidak tersulut."
Rusia menyerang Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu. Putin beralasan bahwa serangan didasarkan pada niatan Kyiv untuk bergabung dengan NATO, yang notabenenya merupakan rival dari Moskow.
Selain itu, Putin berniat untuk mengambil wilayah Donetsk dan Luhansk yang sebelumnya dikendalikan Ukraina. Ini untuk membebaskan masyarakat etnis Rusia yang disebutnya mengalami persekusi dari kelompok ultra nasionalis Ukraina.
[-]
-
Gawat! Rudal Rusia 'Nyasar' ke Negara NATO
(luc/luc)
Sentimen: positif (88.7%)