Sentimen
Negatif (100%)
11 Agu 2023 : 14.03
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bojonegoro, Bogor, Gunung, Temanggung, Bondowoso, Serang

Kasus: kebakaran

Tokoh Terkait

Atasi Dampak Kekeringan, Pemerintah Diminta Tingkatkan Pembangunan Bendungan

11 Agu 2023 : 14.03 Views 1

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Atasi Dampak Kekeringan, Pemerintah Diminta Tingkatkan Pembangunan Bendungan

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi V DPR Andi Iwan Darmawan Aras meminta pemerintah melakukan tindakan pencegahan kekeringan di sejumlah wilayah Tanah Air.

Hal ini disampaikan menyoroti banyaknya wilayah di Tanah Air yang terdampak masalah kekeringan akibat fenomena El Nino.

Ia mendorong pemerintah mencegah dengan meningkatkan infrastruktur di segala sektor sebagai bentuk preventif sekaligus kuratif atas bencana yang terjadi.

"Pembangunan infrastruktur memiliki peran penting dalam mencegah dampak kekeringan," kata Andi dalam keterangannya, Jumat (11/8/2023).

"Infrastruktur seperti bendungan, saluran irigasi, dan reservoir air membantu menyimpan dan mengalirkan air untuk irigasi pertanian dan kebutuhan air domestik, yang dapat mengurangi risiko kekeringan," sambung dia.

Baca juga: Skenario Lengkap Pemerintah Tanggulangi Bencana Kekeringan di Papua Tengah

Andi membeberkan beberapa wilayah yang diketahuinya mulai terdampak kekeringan akibat musim kemarau di Indonesia.

Seperti di Provinsi Papua Tengah di mana bencana kekeringan melanda Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak.

Menurut dia, kekeringan bahkan menyebabkan sekitar 8.000 warga Kabupaten Puncak mengalami bencana kelaparan.

"Kemudian sejumlah wilayah di Bogor, Jawa Barat, juga mengalami kekeringan hingga menyebabkan ribuan warga ikut terdampak. Kekeringan pun melanda wilayah Bondowoso, Jombang, dan Bojonegoro Jawa Timur, lalu Temanggung Jawa Tengah, serta Serang Banten. Akibatnya warga kesulitan air bersih," ujar Andi.

Baca juga: Tangani Kekeringan Papua Tengah: Kirim Bantuan hingga Bangun Lumbung Pangan dan Jalan

Ia menambahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan sejumlah daerah yang akan terdampak cukup parah akibat El Nino yaitu Sumatera bagian tengah hingga selatan, Riau bagian selatan, Jambi, Lampung, Banten, hingga Jawa Barat.

Andi menilai permasalahan kekeringan ini harus cepat diatasi, apalagi bencana tersebut mengancam sektor pertanian nasional.

"Jadi jangan melakukan tindakan penanggulangan bencana saja, tapi tindakan pencegahannya juga harus diperhatikan,” kata dia.

"Karena kita lihat bersama, banyak masyarakat menderita akibat bencana kekeringan yang mungkin untuk masyarakat kota biasa saja. Tapi di desa-desa dan pedalaman dampaknya lebih parah karena kekurangan infrastruktur," lanjut Andi.

Andi Iwan menilai, bencana kekeringan yang tengah melanda Indonesia kini memiliki dampak serius bagi masyarakat.

Menurut dia, kekurangan air dapat menyebabkan penurunan produksi pertanian, kerugian ekonomi, dan krisis pangan.

“Agar kekeringan tidak memukul sektor pertanian lebih parah lagi, harus ada teknologi tani yang memungkinkan tanamannya tetap hidup sekalipun terdampak kemarau panjang,” nilai Andi.

“Upaya modifikasi cuaca yang dilakukan Pemerintah juga harus merata ke seluruh daerah yang membutuhkan. Harapannya saat hujan turun, masalah kekeringan sedikit demi sedikit dapat diatasi,” katanya lagi.

Baca juga: Derita Warga Kaki Gunung Cikuray, Musim Hujan Dihantui Banjir dan Kemarau Kekeringan

Sebelumnya, BMKG mengingatkan adanya ancaman gagal panen pada lahan pertanian tadah hujan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebagai imbas dari kekeringan.

Adapun, kekeringan sendiri disebabkan oleh fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif.

"Lahan pertanian berisiko mengalami puso alias gagal panen akibat kekurangan pasokan air saat fase pertumbuhan tanaman," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam siaran pers, Sabtu (22/7/2023). 

Dwikorita menyampaikan, El Nino dan IOD Positif saling menguatkan sehingga membuat musim kemarau tahun ini dapat menjadi lebih kering dan curah hujan pada kategori rendah hingga sangat rendah.

Curah hujan diprediksi menjadi sebulan sekali atau tidak ada hujan sama sekali. Menurut dia, situasi kekeringan berpotensi mengganggu ketahanan pangan nasional.

"Pemerintah daerah perlu melakukan aksi mitigasi dan aksi kesiapsiagaan segera," katanya.

-. - "-", -. -

Sentimen: negatif (100%)