Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam, Kristen
Institusi: UIN, IAIN
Kab/Kota: Enrekang, Parepare
Tokoh Terkait
Kemenag dan Pemkab Enrekang Luncurkan Kampung Moderasi Beragama di Desa Pana
Rakyatku.com Jenis Media: News
Peluncuran Kampung Moderasi Beragama (KMB) di Lapangan Desa Pana, Dusun Salubarani, Desa Pana, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (10/8/2023).
Kementerian Agama (Kemenag) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Enrekang meluncurkan program Kampung Moderasi Beragama (KMB) di Desa Pana, Enrekang. Desa Pana dipilih sebagai lokasi KMB karena mewakili contoh konkret kerukunan dengan penduduk yang berasal dari beragam latar belakang agama, seperti Kristen dan Islam, yang hidup berdampingan tanpa konflik berkat sentimen agama yang harmonis.
RAKYATKU.COM, ENREKANG - Kementerian Agama (Kemenag) terus berupaya memperkuat kerukunan beragama di Indonesia. Salah satu langkah nyatanya melalui program pembentukan 1.000 Kampung Moderasi Beragama (KMB) di berbagai penjuru negeri.
Di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel), wujud nyata program ini diresmikan dengan peluncuran KMB di Dusun Salubarani, Desa Pana, Kecamatan Alla, Kamis (10/8/2023).
Kegiatan yang berlangsung di Lapangan Desa Pana ini merupakan kolaborasi antara Kemenag, Forum Kerukunan Umar Beragama (FKUB), dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Enrekang.
Baca Juga : Kemenag Serahkan SK PPPK Serentak 15 Agustus 2023
Kepala Kantor Kemenag Enrekang, Ramli Rasyid, mengatakan bahwa KMB mengusung tema Satu Tekad untuk Mewujudkan Indonesia yang Damai.
Ramli menegaskan pesan penting dalam sambutannya dengan mengutip ayat suci Al-Qur'an serta salah satu ayat dalam Al Kitab Mazmur yang menekankan tentang pentingnya penghargaan terhadap perbedaan keyakinan.
"Lewat moderasi diharapkan akan muncul kedamaian di seluruh aspek kehidupan masyarakat," kata Ramli.
Baca Juga : Pantau Kondisi Jemaah Haji Sakit di Arab Saudi, Keluarga Bisa Hubungi Nomor Ini
Ketua FKUB Enrekang, Syawal Sitonda, mendukung penuh program KMB ini. Ia mengungkapkan keyakinannya KMB akan menjadi teladan bagi kampung-kampung lain dalam menerapkan harmoni dan toleransi antarumat beragama.
FKUB, kata dia, sebagai lembaga yang berperan dalam menjaga kerukunan beragama, siap untuk bertindak sebagai mediator dalam upaya memfasilitasi dialog dan musyawarah terkait isu-isu keberagamaan.
Syawal menegaskan pentingnya kerukunan beragama dalam membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Enrekang sendiri mencatat indeks kerukunan yang mencapai angka 78 persen, menempatkannya sebagai salah satu dari lima besar wilayah dengan indeks kerukunan tertinggi di Sulsel.
Baca Juga : Bupati Enrekang Dukung Perubahan Status IAIN Parepare Jadi UIN Anregurutta K.H. Abdul Rahman Ambo Dalle
Aswan Anjas, salah satu panitia dari FKUB Enrekang, mengatakan pemilihan Desa Pana sebagai lokus KMB punya alasan khusus. Wilayah ini menjadi pilihan karena dihuni masyarakat yang memiliki latar belakang agama yang beragam, tetapi tetap hidup berdampingan dengan damai.
"Desa ini berbatasan langsung dengan Toraja. Warganya banyak yang Kristen dan Islam, tapi tidak pernah ada konflik karena sentimen agama. Ini sangat cocok jadi contoh konkret kerukunan di Enrekang," ungkapnya.
Penulis : Hasrul Nawir
Sentimen: positif (100%)