Sentimen
Netral (57%)
11 Agu 2023 : 00.45
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Paris, Moskow

Tokoh Terkait

Dukung Putin, Bendera Rusia Berkibar di Negara Ini

11 Agu 2023 : 00.45 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Dukung Putin, Bendera Rusia Berkibar di Negara Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Kudeta kekuasaan yang terjadi di Niger membentuk persepsi baru warga negara itu terhadap geopolitik dunia. Penggulingan kekuasaan negara yang merupakan bekas jajahan Prancis itu mulai memunculkan warga yang ingin menghapuskan pengaruh Paris.

Niger adalah koloni Prancis selama lebih dari 50 tahun sebelum merdeka pada tahun 1960. Negara dikenal kaya dengan sumber daya alam dan mineral.

World Nuclear Association (WNA) mengatakan Niger adalah produsen uranium terbesar ketujuh di dunia. WNA juga menegaskan bahwa Niger, pada tahun 2022, menghasilkan 2020 tU yang akan dianggap lebih dari 4% dari produksi uranium dunia.

-

-

"Di sisi lain, Niger adalah negara terkaya keempat di dunia dalam hal sumber daya uranium. Perusahaan nuklir Prancis AREVA telah memegang hak untuk memproses sumber daya uranium di Niger selama lebih dari 50 tahun. Untuk alasan ini, baik Prancis maupun AS sangat mementingkan Niger," tambah ahli di think tank Turki TASAM yang fokus pada sub-Sahara Afrika, Huriye Yildirim Cinar.

Meski telah merdeka, banyak warga Niger percaya Prancis, yang menjadi salah satu patron Barat, terus bertindak sebagai kekuatan kekaisaran dan merampas sumber daya alamnya.

Saat ini, produksi uranium di Niger sebagian besar terjadi melalui perusahaan yang dimiliki mayoritas Prancis bernama Orano yang memiliki 63,4% Société des Mines de l'Aïr (SOMAÏR). Sisanya 36,66% dimiliki oleh Société du Patrimoine des Mines du Niger, yang dikenal sebagai Sopamin.

Ini akhirnya berujung pada kudeta yang dipimpin Jenderal Abdourahmane Tchiani kepada rezim demokrasi pimpinan Mohammad Bazoum, yang dipandang sebagai boneka Barat. Selepas kudeta, kelompok pro Tchiani melakukan demonstrasi besar-besaran ke Kedutaan Prancis.

Dalam aksi itu, nama Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi salah satu nama yang digemakan oleh sebagian warga yang mendukung kudeta di Niger. Teriakan "Hidup Putin", "Hidup Rusia", dan "jatuhlah Prancis" terdengar di antara kerumunan yang berunjuk rasa. Diketahui, saat ini Moskow sedang bersitegang dengan Barat terkait perang di Ukraina.

Pakar Afrika dan analis politik Koffi Kouakou mengatakan Rusia memiliki sejarah panjang dalam membantu perjuangan Afrika melawan kolonialisme. Ini kemudian membentuk simpati di antara warga Niger dan beberapa negara Afrika lainnya terhadap Moskow.

"Warga Niger yang mengibarkan bendera Rusia membuat para pemimpin Prancis, AS, dan Barat lainnya ketakutan", kata Kouakou kepada media Kenya, The Star, Kamis (10/8/2023).

Mantan Komandan Tertinggi Sekutu NATO Eropa James Stavridis memberi peringatan bahwa konflik di Niger berpotensi menyebabkan perang besar-besaran di Afrika. Apalagi, pasukan paramiliter Rusia Wagner disebut-sebut membantu rezim yang melakukan kudeta.

"Apakah ini akan menyebabkan perang besar-besaran di Afrika? Ini pasti memiliki potensi untuk melakukannya, dan akan menjadi peristiwa yang signifikan dan menghancurkan," cuitnya.


[-]

-

Rusia Dituding Susupi Pemilu Turki, Ini Kata Anak Buah Putin
(luc/luc)

Sentimen: netral (57.1%)