Ilustrasi (foto: istimewa)

Krjogja.com - WONOGIRI - Kasus kematian sapi akibat antraks terjadi di Watuagung Kecamatan Baturetno Wonogiri. Kasus yang baru pertama kali ini cukup menghebohkan lantaran sapi yang mati bukan berasal dari luar daerah dan merupakan peliharaan peternak sejak kecil. Guna mengantisipasi penyebaran penyakit sapi yang mati langsung dikubur.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo yang dikonfirmasi wartawan membenarkan adanya kasus antraks pada hewan di daerahnya. "Kasus ini memang terus didalami dinas terkait dari mana asalnya (penyakit), karena sapi itu dipelihara sejak anakan dan kandangnya maupun pemiliknyapun baik dan sehat, " ujar Bupati Joko di kantornya, Rabu (9/8/2023) siang.

Dijelaskan bupati, sapi milik Katman, warga Desa Watuagung Baturetno mati mendadak pada 13 Juli 2023. Karena mencurigakan, sampel dagingnya dibawa ke laboratorium di Sleman DIY untuk diperiksa.

"Sekitar 12 hari kemudian hasil labnya keluar dan menyatakan sapi itu mati akibat terkena antraks," papar pria yang akrab disapa Jekek ini.

Menurut dia, pemilik sapi yang mati saat ini sudah diberi stimulan atau kompensasi sebesar Rp 5 juta dengan harapan daging sapi tidak dikonsumsi seperti pernah terjadi di Kabupaten Gunungkidul Wonosari sehingga antraks juga menyerang manusia.

"Dengan kasus yang masih misteri ini kami sudah minta dinas terkait agar melakukan edukasi kepada masyarakat untuk berhati-hati dan waspada agar kasus ini tidak terjadi lagi," tukas Jekek. (Dsh)