Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Event: Ibadah Haji, Idul Adha 1441 Hijriah
Kab/Kota: Stockholm
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Jokowi dan Sekjen OKI Kutuk Keras Pembakaran Al Quran
Kompas.com Jenis Media: Nasional
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Hissein Brahim Taha, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (7/8/2023).
Salah satu yang dibahas dalam pertemuan tersebut yakni isu pembakaran Al Quran.
"Pertama adalah terkait dengan isu pembakaran Quran. Presiden dan Sekjen OKI kembali menyampaikan posisi mengutuk keras pembakaran kitab suci Al Quran tersebut," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam keterangannya dilansir siaran pers Sekretariat Presiden, Selasa.
"Dan Presiden mengharapkan bahwa OKI harus terus memperjuangkan untuk prevent atau mengurangi dan memberantas islamphobia yang banyak sekali saat ini terjadi," kata dia.
Baca juga: Pembakaran Al Quran di Denmark-Swedia, PBNU: Umat Islam Perlu Berpikir, Ini Apa Masalahnya?
Kedua, Presiden Jokowi dan Sekjen OKI berbicara mengenai masalah Afghanistan, terutama yang berkaitan dengan akses pendidikan bagi perempuan dan anak-anak perempuan.
Menurut Retno, OKI menyampaikan apresiasi terhadap apa yang sudah dilakukan oleh Indonesia yang terus konsisten menyuarakan dan membantu akses pendidikan bagi perempuan di Afghanistan.
"Selain itu, OKI juga mengapresiasi partisipasi ulama Indonesia di dalam kunjungan para ulama OKI di Afghanistan dan sebentar lagi akan ada kunjungan ulama OKI yang kedua ke Afghanistan di mana ulama-ulama Indonesia juga akan ikut serta," kata dia.
Ketiga, Presiden Jokowi dan Sekjen OKI membahas mengenai isu Palestina.
Retno menuturkan bahwa Sekjen OKI sangat menghargai posisi Indonesia untuk membela kepentingan perjuangan Palestina selama ini.
Keempat, Presiden Jokowi dan Sekjen OKI berdialog mengenai masalah Rohingya.
Baca juga: Jokowi Bertemu Sekjen OKI, Bahas Persoalan Afghanistan dan Rohingnya
Menurut Retno, Sekjen OKI kembali menyampaikan apresiasi atas apa yang telah dilakukan oleh Indonesia untuk suku Rohingya yang saat ini berada di kompleks pengungsian Cox's Bazar di Bangladesh.
Beberapa tahun lalu, Presiden Jokowi berkunjung langsung ke Cox's Bazar.
"Oleh karena itu, Presiden terus berkomitmen bersama dengan negara-negara anggota lain di ASEAN untuk terus menyuarakan kepentingan Rohingya di dalam pertemuan-pertemuan ASEAN," ujar Menlu.
Pada akhir pertemuan, Sekjen OKI mengharapkan agar Indonesia dapat terus aktif memberikan bantuan beasiswa kepada negara-negara di Afrika, terutama anggota OKI.
OKI menilai, saat ini kondisi ekonomi Indonesia sangat baik dan terus berkembang.
"Indonesia saat ini ekonominya sangat bagus, terus berkembang, dan selama ini Indonesia sangat aktif, tidak hanya di OKI, tetapi di dalam berbagai isu dunia," ucap Retno.
Sebelumnya diberitakan, Swedia dan Denmark menjadi sorotan usai serangkaian aksi pembakaran Al Quran.
Salah satu aksi pembakaran ini terjadi di depan Masjid Raya Sodermalm, Stockholm, saat Hari Raya Idul Adha.
Baca juga: Kemenlu Panggil Dubes Swedia dan Denmark Buntut Pembakaran Al Quran
Insiden itu terjadi saat umat Islam di berbagai belahan dunia memperingati hari raya Idul Adha dan saat ibadah haji tahunan ke Mekkah di Arab Saudi hampir berakhir.
Pelaku pembakaran Al Quran di Swedia kali ini diidentifikasi sebagai Salwan Momika (37).
Dia adalah warga Irak yang melarikan diri ke Swedia beberapa tahun lalu.
Sebagaimana dikutip dari AFP, Salwan Momika telah menginjak Al Quran sebelum kemudian membakar beberapa halaman kitab suci umat Islam tersebut di depan masjid.
Fenomena ini lantas memicu reaksi dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
Baca juga: PBB Loloskan Resolusi Kebencian Agama Setelah Pembakaran Al Quran, AS dan UE Menolak
Kemenlu memangil Duta Besar Swedia dan Denmark menyusul aksi pembakaran Al-Quran di dua negara tersebut.
Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah menegaskan, tindakan yang melecehkan simbol-simbol sakral dari umat beragama tertentu dengan dalih kebebasan berekspresi tidak bisa ditoleransi.
Ia lantas menyinggung respons negara-negara Barat jika tindakan serupa dialami oleh agama-agama lain.
-. - "-", -. -Sentimen: negatif (100%)