Sentimen
Negatif (99%)
6 Agu 2023 : 09.12
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Guntur, Menteng, Cikini

Partai Terkait

Keluar dari PSI, Guntur Romli Ingat 'Award Kebohongan Terlebay' untuk Prabowo Subianto Tahun 2019

6 Agu 2023 : 16.12 Views 1

Fin.co.id Fin.co.id Jenis Media: Nasional

Keluar dari PSI, Guntur Romli Ingat 'Award Kebohongan Terlebay' untuk Prabowo Subianto Tahun 2019

Editor: Rizal Husen |  

Sabtu 05-08-2023,16:51 WIB

PSI pernah memberikan Award Kebohongan Terlebay untuk Prabowo Subianto Tahun 2019-fin/dok-

Guntur Romli Keluar dari PSI - Mohamad Guntur Romli pamit keluar dari PSI (Partai Solidaritas Indonesia). Dia teringat PSI pernah memberikan 'Award Kebohongan Terlebay' untuk Prabowo Subianto pada 2019. 

Guntur Romli mengaku terganggu idealisme dan hati nuraninya saat Prabowo Subianto bertemu dengan jajaran elit DPP PSI pada Rabu 2 Agustus 2023 lalu. 

"Saya tidak pernah diberi tahu. Apalagi diberi penjelasan oleh kawan-kawan Pengurus PSI soal kehadiran Prabowo. Baik sebelum dan sesudahnya. Saya hanya bisa membaca dan menonton di media," kata Guntur Romli di di Bakoel Koffie, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu 5 Agustus 2023. 

Hal ini membuat Guntur Romli terkejut. Sebab, dia masih ingat pada Januari 2019, PSI pernah memberikan "Award Kebohongan Terlebay" pada Prabowo Subianto. 

Ini setelah Prabowo Subianto karena mengeluarkan pernyataan selang cuci darah RSCM digunakan berkali-kali sampai 40 pasien. Ucapan Prabowo ini langsung dibantah oleh Direktur RSCM waktu itu. 

Award tersebut berjudul: Penghargaan Kebohongan Ter-Lebay Awal Tahun 2019

"Partai Solidaritas Indonesia memberikan penghargaan kepada Prabowo Subianto atas prestasinya menyebarkan kebohongan paling lebay soal selang cuci darah di awal tahun 2019" 

BACA JUGA:

Award Kebohongan Terlebay ini ditandatangani Grace Natalie selaku ketua umum dan Raja Juli Antoni sebagai Sekjen saat itu. 

PSI, lanjutnya, memilih Jokowi pada 2019. Saya sendiri pendukung dan pemilih Jokowi sejak 2014. Bahkan sejak Pilgub DKI 2012," imbuhnya.

Menurut Guntur Romli, rekam jejak Jokowi berhasil memimpin Indonesia selama 5 tahun(2014-2019) hingga berlanjut di periode kedua. 

Rekam jejak Jokowi ini tidak sebanding dengan Prabowo Subianto dan keterlibatan tokoh-tokoh intoleran dan radikal, pemain politik identitas dan isu SARA yang mengancam keutuhan dan kebhinnekaan Indonesia.

Guntur Romli menyebut beberapa tokoh itu masih ada di sekitar Prabowo saat ini. 

"Saya tidak sedang melancarkan politik kebencian pada Pak Prabowo. Saya menghormati beliau sebagai sosok manusia dan tokoh politik. Tetapi rekam jejak tidak bisa dihapus, fakta sejarah tak bisa diingkari," terangnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI

Sumber:

Sentimen: negatif (99.9%)